Menteri Jerman Usulkan Hari Libur untuk Muslim
- REUTERS/Ina Fassbender/Files
VIVA.co.id – Usulan untuk memberikan suatu hari libur bagi umat Muslim tengah mengemuka di Jerman. Ide tersebut awalnya diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas De Maiziere.
Dilansir dari USA Today, Minggu, 15 Oktober 2017, usulan itu segera memicu polemik termasuk di partai De Maiziere, Serikat Demokratis Kristen (CDU).
Ketua Partai CDU bagian Lower Saxony, Bernd Althusmann, mengkritik usulan tersebut. Dia menilai kalender libur Jerman yang sudah berlangsung lama tidak perlu diubah.
Althusmann menentang diskusi tentang hari libur keagamaan di tengah kampanye pemilihan regional di Lower Saxony yang akan digelar pada hari Minggu ini. Menurutnya, topik kontroversial seperti itu sangat berisiko bagi partainya, khususnya dalam konteks meraih dukungan basis massa mereka.
Perdebatan juga terjadi di ranah media sosial. Beatrix von Storch, seorang politisi terkemuka dari Alternative for Germany (AfD) menyatakan penolakannya.
"No! No! No!" tulisnya di Twitter.
Namun, reaksi sebaliknya disampaikan oleh Dewan Pusat Umat Islam. Ketua Dewan, Aiman Mazyek, mengatakan bahwa liburan semacam itu akan mendorong integrasi.
Dia mengatakan bahwa konsep tersebut bukan tentang memberi Muslim hari libur, tapi tentang memberi tahu orang-orang Muslim mengenai pertimbangan di sekolah dan tempat kerja.
"Misalnya, seorang perwira polisi Muslim bisa libur pada akhir bulan Ramadan dan kemudian bisa mengisi seorang rekan Kristen yang libur untuk merayakan Natal," kata Mazyek.
Terlepas dari perdebatan itu, tercatat sudah ada sejumlah hari libur bagi umat Muslim yang diatur secara hukum di tingkat negara bagian Jerman. Mahasiswa Muslim di Berlin, Hamburg, dan Bremen berhak mengambil cuti.
Selain itu, karyawan diberi kesempatan untuk pergi ke masjid atau berdoa di tempat kerja. Di Berlin, hak itu dijamin selama Ramadan dan Idul Adha, sedangkan Hamburg dan Bremen juga saat hari Asyura.
Hari libur di Jerman diatur di tingkat negara bagian. Ada sembilan hari libur resmi di seluruh negeri, tapi hanya satu, Hari Persatuan Jerman pada 3 Oktober yang berlaku secara nasional.
Usulan De Maiziere bukan yang pertama. Pada 2013, Dewan Pusat Muslim menyerukan diperkenalkannya hari libur Muslim yang kemudian diikuti komunitas Muslim Turki di sana setahun berikutnya.