Staf Konsulatnya Ditangkap, AS Hentikan Visa ke Warga Turki

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Sumber :
  • Murat Cetinmuhurdar/Presidential Palace/Handout

VIVA.co.id – Turki menuduh staf lokal Konsulat Amerika Serikat, Metin Topuz, melakukan terorisme dan menjadi mata-mata terkait kudeta yang gagal tahun lalu. Washington curiga penangkapan itu bermotif politik.

Ini Dalang di Balik Serangan Teror di Fasilitas Kedirgantaraan Turki

Selain staf lokal konsulat, pemerintah Turki juga telah menangkap beberapa warga Amerika, termasuk Pendeta Andrew Brunson. Pemerintah AS meminta Turki menunjukkan bukti-bukti soal tuduhan tersebut.

"Kami meminta pemerintah Turki untuk menyediakan bukti-bukti. Jika ada bukti bahwa mereka terlibat dengan apa yang dituduhkan Turki, dan itu adalah terorisme," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert, pada Kamis 12 Oktober 2017, seperti dikutip dari VoA.

Erdogan Adakan Rapat Darurat Setelah Serangan Teror di Ankara

Menurut Nauert, Amerika tak melihat bukti apa pun soal tuduhan Turki. Ia juga meminta Ankara memenuhi janji untuk memberikan akses pada pengacara para tahahan itu.

Sementara dalam sepekan ini, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson sudah dua kali berbicara dengan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, melalui telpon. Kepada Cavusoglu, Tillerson mengungkapkan keprihatinannya.

Erdogan Blak-blakan Sebut Israel Jalankan "Rencana Licik" dan "Haus Darah"

Hubungan AS dan Turki kini disebut berada dalam titik terendah. Setelah penangkapan tersebut, Kedutaan Besar Amerika di Ankara mengumumkan bahwa pihaknya menghentikan sementara pemberian visa non-imigran untuk warga Turki ke Amerika. Turki melakukan hal yang sama. Kedua negara juga saling membatasi perjalanan bisnis dan wisatawan. (ren)

VIVA Militer: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan

Pernyataan Keras dan Blak-blakan Erdogan untuk Israel, Zionis, dan Netanyahu atas Genosida di Gaza

Israel menyandera semua lembaga yang bertugas melindungi prinsip-prinsip internasional seperti perdamaian, HAM, dan demokrasi, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

img_title
VIVA.co.id
31 Oktober 2024