Penembak Masjid di Connecticut AS Kini Simpati pada Islam
- wnpr.org
VIVA.co.id – Seorang pria di negara bagian Connecticut, Amerika Serikat, kini justru mulai menghargai Islam setelah menembaki sebuah masjid kosong pada bulan November 2015. Mantan Marinir asal AS Ted Hakey Jr ditangkap dan dituntut karena telah melontarkan 30 tembakan dari senapan bertenaga tinggi ke Masjid Ahmadiyah Baitul Aman yang terletak di dekat rumahnya di Meriden, Connecticut.
Menurut NBC Connecticut, saat itu Hakey mabuk dan marah karena serangan teror yang terjadi di Paris. Ia melepaskan tembakan ke masjid di tengah malam pada November 2015. Berdasarkan siaran pers dari Departemen Kehakiman, Hakey akhirnya hanya divonis enam bulan penjara dan dibebaskan dari pengawasan selama tiga tahun setelah pengurus masjid tempat ia memuntahkan peluru justru meminta keringanan hukuman.
Kini Hakey menghabiskan waktunya untuk belajar dan menyebarkan ajaran komunitas Muslim setempat. Zahir Mannan, seorang pemimpin masjid Baitul Aman, mengatakan peluru yang dimuntahkan oleh Harkey menembus masjid mereka. Namun ia tetap menerima secara terbuka perbedaan pandangan Hakey soal Islam.
Sebelum masuk penjara, Hakey sempat meminta untuk bisa bertemu dan duduk bersama dengan para pemimpin masjid Baitul Aman. Ia ingin meminta maaf. Dan setelah itu lah Hakey mengakui, hidupnya dan sikapnya kepada Islam mulai berubah. Selama Hakey menghabiskan waktu enam bulan di penjara, Mannan selalu mengunjunginya setiap pekan. Bahkan Mannan juga memberikan Hakey kenang-kenangan, yaitu sebuah al-quran warisan kakeknya.
Hakey mengaku selama ini, pemahaman dia soal Islam adalah apa yang ia baca di media sosial. "Apa yang saya lihat di situs media sosial, itulah cara saya mengenal Islam," ujarnya kepada NBC Connecticut
Hakey mengatakan bukan hanya kata-kata para pemimpin masjid, tapi yang lebih penting lagi, tindakan mereka yang mampu membuat dia mengubah pemikirannya tentang Islam. Zahir Mannan mengatakan bahwa Hakey telah menjadi "saudara laki-lakinya" setelah Hakey menawarkan untuk berdoa bersamanya.
Hakey sendiri mengatakan, dia belum masuk Islam, tapi menghabiskan waktu untuk membaca kata-kata dan ingin mendorong orang lain untuk merangkul masyarakat yang dulu dia benci dan sekarang menjadi bagiannya.
"Saya merasa berhutang kepada mereka. Saya ingin orang di luar sana juga mengetahui hal ini sehingga orang tidak melakukan kesalahan yang sama dengan saya," kata Hakey. (ren)