Tersangka Pembunuh Jong-nam Sudah Latihan Sebelum Beraksi
- Royal Malaysia Police/Handout via Reuters
VIVA.co.id – Salah satu wanita tersangka pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, terekam CCTV telah berlatih dua hari sebelum insiden tersebut. Hal ini diungkapkan dalam sidang lanjutan hari Selasa, 10 Oktober 2017.
Doan Thi Huong, asal Vietnam, terekam di bandara di mana Kim Jong Nam terbunuh sedang mendekati seseorang dari belakang dan dengan perlahan menyeka sesuatu di wajah mereka. Polisi yang memberi kesaksian tersebut mengatakan hal itu terjadi di aula keberangkatan terminal KLIA2, tempat yang sama di mana Kim dibunuh.
Namun petugas bernama Wan Azirul Nizam Che Wan Aziz itu mengatakan bahwa pendekatan dalam rekaman itu lebih lambat, berbeda dengan gerakan agresif yang dilakukan terhadap Kim Jong Nam.
Wan Azirul mengatakan saat latihan tersebut, Doan kemungkinan memilih orang secara acak dan menyeka sesuatu ke wajah mereka dari belakang dengan lembut.
"Ketika orang tersebut berbalik ke arahnya, Doan tampaknya meminta maaf. Dia menunduk sedikit dan meminta maaf. Sebaliknya kepada Kim, dia melakukannya cukup kasar, seolah seperti serangan. Tindakannya cukup agresif," kata Wan, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Pemusnah Massal
Sebelumnya, seorang ahli kimia pemerintah bernama Raja Subramaniam mengatakan bahwa hanya sejumlah kecil racun VX telah membunuh Kim. Saat diperiksa, ditemukan 0.2 mg racun VX di kulit wajahnya, jauh di atas dosis mematikan.
Dia mengatakan bahwa VX juga ditemukan di kerah blazer Kim dan lengan bajunya, yang kemungkinan besar dia gunakan untuk menyeka wajahnya setelah serangan itu. Raja sebelumnya bersaksi bahwa VX ditemukan pada pakaian para terdakwa, bukti pertama yang menghubungkan mereka langsung dengan racun.
VX terdaftar oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai senjata pemusnah massal, dan Kim meninggal dalam penderitaan sesaat setelah diserang.
Para tersangka, yang salah satunya adalah warga negara Indonesia Siti Aisyah, mengatakan bahwa mereka ditipu untuk percaya bahwa mereka mengambil bagian dalam lelucon untuk sebuah acara TV realitas, dan pengacara mereka menyalahkan agen Korea Utara atas pembunuhan tersebut. (ren)