Menlu Singapura Ingin Indonesia Makin Stabil dan 'Pede'
- Ministry of Foreign Affairs of Singapore
VIVA.co.id – Singapura yakin hubungannya dengan Indonesia dalam lima puluh tahun terakhir sudah berjalan semakin erat, walau masih ada beberapa isu yang masih perlu segera diatasi. Salah satu yang diperhatikan Singapura adalah bagaimana Indonesia bisa memperbaiki peraturan dan birokrasi sehingga kerjasama ekonomi dan perdagangan yang sudah dijalin bisa berjalan mulus.
Demikian menurut Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, saat menerima kunjungan delegasi sejumlah jurnalis asal Indonesia di kantornya hari ini. Kunjungan ini dalam rangka perayaan 50 Tahun Hubungan Diplomatik antara Singapura dan Indonesia.
“Sebagai dua negara bertetangga dekat, Indonesia dan Singapura kini telah memiliki hubungan yang lebih kuat dan erat. Hubungan yang telah berlangsung selama setengah abad ini mengalami transformasi yang luar biasa. Dalam 50 tahun ke depan, saya yakin Indonesia dan Singapura akan menyediakan lebih banyak peluang bagi kita semua untuk melanjutkan kerjasama,” kata Balakrishnan.
Singapura, menurut dia, terus berkomitmen mengerahkan investasinya ke Tanah Air dan berupaya mempertahankan statusnya sebagai investor asing terbesar bagi Indonesia. “Maka Singapura juga berharap Indonesia bisa ikut sukses bersama-sama. Makin stabil, makmur, dan percaya dirinya Indonesia, maka makin baik pula tidak saja bagi Singapura namun juga bagi Asia Tenggara secara keseluruhan,” kata Balakrishnan.
Politisi senior dari Partai Aksi Rakyat yang memerintah Singapura itu mengungkapkan Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN) telah menikmati keuntungan dari kepemimpinan Indonesia. Bagi dia, cara Indonesia menerapkan kepemimpinannya, dengan memberikan ke semua sesama negara anggota - baik itu negara besar maupun kecil - suara dan pendapat yang setara telah menjadi faktor kunci bagi kawasan ini untuk terus maju.
“Jadi saya sangat optimistis bagi masa depan hubungan ini dan yakin bahwa kita bisa mengatasi apa pun isu yang mengganjal pasti bisa diatasi. Ini mengingat potensi kerjasama dan kolaborasi yang terjadi jauh lebih banyak melampaui segala perbedaan dalam menghadapi isu apa pun,” kata Balakrishnan.
Fokus dan Tantangan
Menurut mantan dokter bedah itu, pemerintah dari kedua negara saat ini tengah terfokus bagaimana menggerakkan roda ekonomi dengan menyediakan lebih banyak lapangan kerja, investasi atas proyek-proyek infratstruktur dan mencari peluang-peluang kerjasama baru untuk digarap. Dia pun menyadari masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi Indonesia dan Singapura.
“Salah satu tantangan yang dihadapi bersama adalah, contohnya, soal pengelolaan Batam. Ini menyangkut reformasi peraturan dan birokrasi yang perlu dilakukan. Kami pun perlu memutakhirkan sejumlah perjanjian bilateral seperti di bidang investasi, pengenaan pajak berganda. Jadi ada sejumlah isu menyangkut peraturan dan kebijakan yang perlu dicarikan jalan keluar,” kata Balakrishnan.
Namun, dia yakin baik Singapura dan Indonesia sudah menyadari hal itu, sehingga tinggal masalah waktu untuk menyelesaikannya. “Jadi saya optimistis bahwa segalanya berjalan sesuai arah dan masa depan akan cerah,” lanjut dia.