Krisis Catalunya Bisa Picu Perang Sipil di Eropa
- Reuters
VIVA.co.id – Krisis yang meningkat di Catalunya berisiko menimbulkan perang saudara di dataran Eropa. Seperti diketahui referendum pekan lalu yang dianggap ilegal telah memenangkan 90 persen suara warga Catalunya untuk memisahkan diri dari Spanyol.
"Situasinya sangat sangat mengganggu. Perang saudara bisa terjadi di Eropa. Kami hanya bisa berharap pembicaraan antara Madrid dan Barcelona dapat dilakukan segera," kata Komisaris Anggaran Uni Eropa, Gunther Oettinger.
Dilansir Independent, Jumat, 6 Oktober 2017, Oettinger mengatakan bahwa Uni Eropa hanya akan melakukan intervensi apabila diminta oleh otoritas terkait dalam hal ini pemerintah Spanyol.
Kekerasan pecah saat sebuah operasi polisi besar-besaran menghentikan referendum kemerdekaan pada hari Minggu, 1 Oktober 2017. Referendum itu dianggap ilegal oleh pemerintah Spanyol. Lebih dari 800 orang dilaporkan terluka dalam bentrokan tersebut.
Pejabat Catalunya mengatakan, hasil awal referendum menunjukkan 90 persen pemilih mendukung pembentukan sebuah negara merdeka. Setelah pemungutan suara, pemimpin Catalunya Carles Puigdemont menegaskan bahwa wilayah otonomi itu akan mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol pada pekan depan.
Dalam hal ini, Komisi Uni Eropa yang berpihak pada Spanyol melalui sebuah pernyataan mengatakan bahwa referendum tersebut tidak sah di bawah konstitusi Spanyol dan meminta semua pihak yang terlibat untuk mencari cara menjaga stabilitas.
"Jika referendum dilakukan sesuai dengan konstitusi Spanyol, ini berarti wilayah yang ditinggalkan akan berada di luar Uni Eropa," demikan pernyataan tersebut. (ase)