Oxford Tarik Penghargaan Aung San Suu Kyi

Aung San Suu Kyi saat menerima penghargaan dari Universitas Oxford
Sumber :
  • REUTERS/Andrew Winning

VIVA.co.id – Oxford mencabut penghargaan kebebasan Oxford Award yang pernah dianugerahkan kepada Aung San Suu Kyi. Oxford menilai bahwa sebagai salah satu pemimpin penting di Myanmar, seharusnya Suu Kyi bisa andil menghentikan pembantaian dan pengusiran terhadap etnis Rohingya.

Setelah Israel-Hamas, ICC Buru Pimpinan Militer Myanmar yang Lakukan Kejahatan Pada Muslim Rohingya

Dilansir laman Independent, penghargaan itu diberikan kepada Suu Kyi pada tahun 1997 karena dianggap sebagai pejuang dalam hal demokrasi dan HAM. Selain itu, Suu Kyi juga diketahui sempat menyelesaikan studi di Universitas Oxford, salah satu kampus paling bergengsi di Inggris tersebut.

Dewan Kota Oxford sepakat mencabut penghargaan tersebut melalui pemungutan suara anonim. Suu Kyi dianggap tak lagi relevan dianggap sebagai orang yang memperjuangkan demokrasi di tengah banjir kritikan atas sikapnya yang tak acuh dengan krisis Rohingya.

Usai Ditolak di Aceh Selatan, Kondisi Pengungsi Rohingya Terkatung-katung di Banda Aceh

Diketahui bahwa lebih dari 500 ribu warga Rohingya kini meninggalkan Rakhine setelah mereka dianiaya dan didesak oleh tentara. PBB menilai adanya indikasi pembersihan etnis tatkala otoritas Myanmar tak mengakui etnis tersebut sebagai salah satu komunitas resmi di negaranya.

Sementara Suu Kyi dalam pidato publiknya mengatakan kekerasan harus diganjar dengan aturan hukum. Namun dia membantah adanya pembersihan etnis terhadap Rohingya. Hal ini yang membuatnya dikecam banyak aktivis HAM dan masyarakat internasional.

Seorang Warga Myanmar Ditangkap Terkait Penyelundupan Rohingya ke Aceh

"Kalau begini artinya reputasi Oxford bisa rusak dengan pemberian penghargaan terhadap orang yang ternyata hanya tutup mata melihat kekerasan," kata Anggota Dewan Kota Oxford dari Partai Buruh, Mary Clarkson. (ase)

Gedung Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda

Ingin Tangkap Pemimpin Militer Myanmar, ICC: Rohingya Tidak Pernah Dilupakan

Jaksa agung Mahkamah Pidana Internasional (ICC) tengah mengajukan surat perintah penangkapan bagi pemimpin militer Myanmar atas kejahatan terhadap Muslim Rohingya.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024