Filipina Jadi Pusat Transit Narkoba, Duterte Desak AS
- REUTERS/Lean Daval Jr
VIVA.co.id – Presiden Filipina Rodrigo Duterte mendesak Amerika Serikat untuk membantu mengendalikan penyelundupan narkoba. Duterte juga menyalahkan kelompok kriminal dari Taiwan dan Hong Kong, karena memakai Filipina sebagai pusat pengiriman.
Dalam pidato, Duterte juga menyebutkan bahwa transaksi obat-obatan ikut andil dalam mendanai kegiatan militan Islam di wilayah Marawi pada Mei lalu. Lebih dari 800 orang telah tewas dalam konflik bersenjata tersebut.
"Filipina menjadi negara pengangkut sabu ke Amerika. Seharusnya Amerika bekerja sama dengan Filipina, terutama soal masalah serius ini," kata Duterte, seperti diberitakan Reuters, Rabu, 27 September 2017.
Duterte, yang terpilih menjadi presiden 16 bulan yang lalu dengan kampanyenya memerangi narkoba, mengatakan triad 14-K dari Hong Kong dan Bamboo triad dari Taiwan, menggunakan negaranya sebagai titik transhipment.
"Kami dibanjiri obat-obatan. Ini kali pertama saya mengungkapkannya. Filipina saat ini seperti negara klien dari triad bambu. Mereka telah mengambil alih operasi," ujarnya.
Duterte tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai informasi tersebut. Sementara, Amerika mengatakan bahwa pihaknya mendukung upaya memerangi narkoba negara tersebut, namun juga mendesak Manila untuk menghormati hak asasi manusia dan aturan hukum dalam pelaksanaannya. (one)