Staf Mendadak Tuli, AS Berencana Bekukan Kedubes di Kuba
- REUTERS/Alexandre Meneghini
VIVA.co.id – Amerika Serikat berencana untuk menutup Kedutaan Besar AS di Kuba, menyusul adanya serangan akustik yang disebut menyerang para staf kedubes di Havana. Hal itu dibenarkan oleh Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson.
Lebih dari 20 orang staf Kedubes AS disebutkan mengalami gangguan pendengaran, saluran pernapasan hingga sakit kepala dalam waktu yang lama. Beberapa di antaranya mengalami tuli. AS sebelumnya sudah menyatakan adanya dugaan serangan tak terlihat terhadap para stafnya di Kuba.
AS menyatakan, serangan akustik diduga dikirimkan dengan alat canggih tertentu. Sementara itu, Kuba menyatakan sedang menyelidiki kasus itu dan segera membantah bahwa pihaknya terlibat sebagaimana dilansir BBC.
"Ini masalah yang sangat serius. Apalagi tak sedikit yang jadi korban," kata Tillerson.
Kasus ini sejak 2016 sudah diinvestigasi oleh FBI, Royal Canadian Mounted Police, dan otoritas Kuba. Namun, hingga saat ini tak membuahkan hasil.
Diketahui bahwa hubungan AS dan Kuba sejak lama memang "panas dingin". Bahkan, Kedubes AS baru dibuka kembali di Havana pada 2015, setelah beberapa dekade terjadi pembekuan relasi diplomatik antara kedua negara.
Sementara itu, Presiden Barack Obama adalah presiden kedua AS yang pernah mengunjungi Kuba yakni pada 2016. Yang pertama adalah Presiden Calvin Coolidge pada 1928.