Usai Ledakan di London, Ribuan Militer Jaga Keamanan
- SYLVAIN PENNEC/via REUTERS
VIVA.co.id – Ancaman teror di Inggris telah meningkat ke level tertinggi lantaran polisi terus memburu pelaku di belakang pengeboman Tube, di barat daya London, Inggris.
Seperti dilansir BBC, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan, ancaman teror itu saat ini kritis. Itu berarti sebuah serangan diperkirakan akan terjadi, setelah sebuah alat diledakkan di Stasiun Parsons Green.
Polisi menyebutkan, sekitar 1.000 orang perwira bersenjata akan diturunkan di seluruh negeri. Hal itu dilakukan setelah adanya permintaan bantuan militer.
May mengatakan, militer akan memberikan dukungan kepada polisi dan akan menjaga keamanan di lokasi infrastruktur nasional.
Penggunaan militer untuk membantu polisi dilakukan di bawah tahap pertama Operation Temperer, sebuah rencana pemerintah untuk mengerahkan tentara guna membantu polisi menyusul serangan teroris besar. Operasi ini diaktifkan pertama kalinya pada 23 Mei setelah serangan di Manchester Arena.
"Masyarakat akan melihat lebih banyak polisi bersenjata di jaringan transportasi dan di jalan-jalan kita, memberikan perlindungan ekstra," ujarnya.
"Ini adalah langkah yang proporsional dan masuk akal yang akan memberikan kepastian dan perlindungan ekstra saat penyelidikan berlangsung."
Asisten Komisaris Mark Rowley mengatakan, polisi "memburu para tersangka". Sementara bantuan dari militer akan "memberikan kepastian" di seluruh negeri.
Negara Islam mengklaim bahwa mereka berada di balik serangan di London itu. Sejumlah 29 orang terluka, sebagian besar mengalami luka bakar, dalam serangan di kereta jalur timur dari Wimbledon itu.