Setiap Dua Jam, Seorang Anak di India Diperkosa
- REUTERS/Adnan Abidi
VIVA.co.id – Angka pemerkosaan di India masih sangat tinggi. Tak hanya terjadi pada perempuan dewasa, anak-anak perempuan di India juga menjadi sasaran.
Diberitakan oleh BBC, 13 September 2017, setiap dua jam terjadi pemerkosaan pada anak usia di bawah 16 tahun. Sedangkan pemerkosaan terhadap seorang anak berusia di bawah 10 tahun terjadi setiap 13 jam. BBC menyampaikan, sepanjang 2015, lebih dari 10.000 anak menjadi korban perkosaan di India.
Angka itu disampaikan oleh BBC dari hasil studi pemerintah. Menurut laporan itu, 53,22 persen dari anak-anak yang berpartisipasi dalam studi tersebut telah mengalami kekerasan seksual. Sekitar 50 persen pelaku kekerasan seksual dikenal oleh korban, mereka adalah orang yang anak-anak percaya dan menjadi penjaganya. Lebih dari 240 juta perempuan di India menikah sebelum berusia 18 tahun.
Salah satu aksi pemerkosaan terhadap anak yang mengguncang India adalah yang terjadi pada seorang bocah berusia 10 tahun. Anak ini diduga menjadi korban pemerkosaan pamannya selama tujuh bulan. Ia hamil, dan baru ketahuan setelah kehamilannya mencapai 32 minggu. Pengadilan India menolak melakukan aborsi karena kehamilan sudah besar. Sedangkan anak itu tak pernah diberitahu bahwa dia sedang hamil.
Pekan lalu, anak tersebut melahirkan bayinya melalui operasi caesar. Pihak keluarga menolak merawat bayi tersebut dan menyerahkannya pada negara. Tapi bayi itu tak bertahan. Dua hari setelah dilahirkan, bayi itu meninggal dunia.
Hari ini, 13 September 2017, pihak kepolisian India mengatakan, paman korban bukan pelakunya. "Tim forensik sudah melakukan tes DNA, dan contoh DNA bayi tersebut tak sesuai dengan DNA pamannya yang dituduh sebagai pelaku pemerkosaan," ujar polisi.
Paman korban, seorang pria berusia 40 tahun, kini mendekam di penjara. Ia akan berhadapan dengan sidang khusus kejahatan pada anak. Sejauh ini pelaku tak pernah mengeluarkan pernyataan apa pun.
DNA yang tak sesuai menimbulkan pertanyaan siapa pelakunya, apakah ada orang lain yang melakukan kekerasan seksual pada anak itu.
"Sejauh ini tidak ada yang memikirkan kemungkinan lain. Gadis tersebut telah memberi kesaksian ke pengadilan melalui rekaman video, dan dalam pernyataannya anak itu dengan jelas menyebutkan pamannya dan mengungkapkan fakta tentang pelecehannya," ujar seorang pejabat yang terlibat dalam penyelidikan tersebut kepada BBC.
Pejabat itu juga mengatakan kepada penyidik, mereka tak punya orang lain untuk dicurigai. "Kasus ini menjadi sangat aneh," ujar pejabat tersebut menambahkan.