Konflik ISIS di Marawi, Wanita dan Anak-anak Dipersenjatai
- Reuters/Romeo Ranoco
VIVA.co.id – Pasukan Filipina yang tengah memerangi pemberontakan milisi simpatisan ISIS di Kota Marawi, kini menemukan tantangan baru. Pasukan tersebut menghadapi perlawanan bersenjata yang dilakukan oleh wanita dan anak-anak.
"Kami sekarang berada dalam tahap akhir operasi dan memperkirakan adanya pertempuran yang lebih intens dan berdarah. Kami mungkin akan menemui korban yang lebih berat karena musuh menjadi semakin putus asa," kata Letnan Jenderal Carlito Galvezm, yang memimpin militer Filipina di Mindanao Barat.
Dia mengatakan jumlah anggota milisi telah berkurang. Namun, sejumlah wanita dan anak-anak yang kemungkinan merupakan anggota keluarga pemberontak, kini terlibat dalam pertempuran itu.
"Pasukan kami di lapangan melihat wanita dan anak-anak menembaki kami. Itulah kenapa kelihatannya mereka tidak kehabisan pejuang," ujar Carlito, sebagaimana dilansir Reuters, Senin 4 September 2017.
Lebih dari 800 orang tewas dalam pertempuran tersebut, kebanyakan dari mereka adalah gerilyawan, sejak pada 23 Mei lalu militan menduduki sebagian besar kota berpenduduk mayoritas Muslim tersebut.
Pertempuran tersebut merupakan tantangan keamanan terbesar selama bertahun-tahun bagi Filipina yang mayoritas beragama Katolik. Bentrokan yang berkepanjangan dan ketahanan pemberontak telah meningkatkan kekhawatiran bahwa kelompok di Filipina yang setiap kepada ISIS, memiliki hubungan dengan militan Indonesia dan Malaysia.
Mengutip informasi yang diberikan oleh empat sandera yang berhasil melarikan diri dari pemberontak, Galvez mengatakan bahwa ada sekitar 56 sandera Kristen, kebanyakan wanita, dan sekitar 80 penduduk laki-laki dipaksa mengangkat senjata dan melawan militer. (ren)