Getaran Uji Coba Bom Hidrogen Korut Terasa hingga Sumatera
- VIVA.co.id/Andri Mardiansyah
VIVA.co.id – Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Silaing Bawah, Padang Panjang, Sumatera Barat, Rahmat Triyono menyebutkan, jika sinyal pengujian bom hidrogen yang dilakukan Korea Utara ternyata tertangkap alat seismograph di kantornya.
Sebelumnya, pemerintah Korea Utara memang mengakui telah melakukan uji coba bom hidrogen yang menghasilkan gempa berkekuatan 6,2 skala richter. Saking besarnya kekuatan ledakan hingga getarannya terasa hingga ke wilayah Indonesia.
"Sinyal tercatat di Seismograph pada pukul 10.38 WIB, dengan kekuatan 6,2 SR. Kekuatan ini setara dengan gempa yang terjadi pada 1 September 2017 di Mentawai," kata Rahmat Triyono, Minggu, 3 September 2017.
Indikasi ledakan bom hidrogen Korea Utara itu, lanjut Rahmat, terjadi pada pukul 10.29 WIB, yang kemudian tercacat di seismograph pukul 10.38 WIB. Pusat getaran, terpantau di wilayah Kirju, Timur Laut Korea Utara, dengan getaran kuat selama 30 detik dan perlahan berkurang hingga berdurasi empat menit.
Indikasi getaran yang diduga kuat dipicu oleh aktivitas uji coba senjata itu, tambah Rahmat, dapat dibedakan dari bentuk sinyal yang tertangkap. Jika sinyal akibat gempa maka akan terlihat adanya gelombang sekunder. Sementara, sinyal bom hidrogen tidak muncul gelombang sekundernya.
"Untuk hasil analisis otomatis BMKG Padang Panjang terpantau kedalaman sekitar 10 km, nanti kita akan coba analisis manual dahulu untuk hasil yang sebenarnya," kata Rahmat. (ren)