Menlu Retno ke Myanmar Demi Krisis Rohingya, Minta Didoakan

Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, saat berada di kamp pengungsi Rohingya pada 20 Desember 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Kemlu RI

VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Minggu 3 September 2017, akan bertolak ke Myanmar guna mengemban misi kemanusiaan terkait tragedi etnis Rohingya. Indonesia jadi negara pertama yang turun langsung terhadap tragedi kemanusiaan ini.

Setelah Israel-Hamas, ICC Buru Pimpinan Militer Myanmar yang Lakukan Kejahatan Pada Muslim Rohingya

"Indonesia adalah salah satu negara yang merespons dengan cepat gelombang kekerasan baru di Rakhine. Indonesia juga yang merespon cepat ketika terjadi krisis bulan Oktober (2016) lalu," kata Menlu Retno dalam keterangan persnya di Kantor Kemenlu RI, Minggu 3 September 2017.

Tragedi yang terjadi pada Agustus 2017 ini, adalah yang kedua setelah pada akhir 2016 lalu. Retno mengatakan, setelah peristiwa Oktober 2016 itu, Indonesia langsung turun membantu. Pemerintah Indonesia tidak sekedar membuat pernyataan tapi juga langsung turun. Bahkan menggandeng 11 LSM untuk membantu etnis muslim Rohingya.

Usai Ditolak di Aceh Selatan, Kondisi Pengungsi Rohingya Terkatung-katung di Banda Aceh

"Kami tak hanya merespon secara politik. Pesan politik kami sampaikan, tetapi kita memilih untuk melakukan sesuatu yang konkrit dan dapat dirasakan manfaatnya bagi orang orang yang mengalaminya yaitu grass root atau masyarakat," jelas Retno.

Maka Minggu sore ini juga, Retno akan langsung bertolak ke lokasi di Rakhine state. "Insya Allah, sore nanti, saya akan melakukan perjalanan ke Myanmar. Ini adalah perjalanan yang membawa amanah bagi seluruh masyarakat Indonesia agar Indonesia dapat membantu krisis kemanusiaan ini agar cepat usai," katanya.

Seorang Warga Myanmar Ditangkap Terkait Penyelundupan Rohingya ke Aceh

Karena baru Indonesia negara yang pertama ke sana, maka dunia internasional berharap banyak kepada pemerintah Indonesia. Bahkan negara-engara Eropa, akan menunggu hasil dari kunjungan Menlu Retno untuk ke depannya bisa membantu situasi dan kondisi di negara bagian Rakhine.

"Eropa mendukung apa yang dilakukan Indonesia untuk deeskalasi situasi Rakhine dan mereka juga memberikan support sepenuhnya atas preventif action. Mereka juga bertanya apa yang dapat dilakukan Eropa," jelas Retno.

"Kami menyesalkan siklus kekerasan baru terjadi pada Agustus lalu. Kami akan lanjutkan kerjasama kemanusiaan yang ada dan telah dilakukan untuk Rakhine state," tambahnya.

Indonesia, kata Retno, akan menyampaikan concern mengenai masalah Rohingya. Persoalan lain, adalah tanggung jawab pemerintah Myanmar. Namun Indonesia dan dunia internasional, tetap harus ada bagian dalam membantu persoalan ini.

"Doakan agar saya bisa melakukan tugas kemanusiaan ini dengan baik," kata Retno. (ren)

Gedung Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda

Ingin Tangkap Pemimpin Militer Myanmar, ICC: Rohingya Tidak Pernah Dilupakan

Jaksa agung Mahkamah Pidana Internasional (ICC) tengah mengajukan surat perintah penangkapan bagi pemimpin militer Myanmar atas kejahatan terhadap Muslim Rohingya.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024