Indonesia Luncurkan Program Bantuan 2 Tahun untuk Rakhine

Bantuan Indonesia untuk Rohingya
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dinia Adrianjara

VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar atau AKIM meluncurkan program bantuan bagi Myanmar. Program humanitarian assistance for sustainable community (HASCO) ini ditujukan untuk membantu kebutuhan masyarakat di Rakhine khususnya kaum termarjinalkan.

Keluarga Muslim Rohingya Pertama Dipulangkan ke Myanmar

Koordinator AKIM, Ali Yusuf mengatakan, program yang akan dilaksanakan selama dua tahun ke depan ini akan memenuhi beberapa sektor yang dibutuhkan masyarakat di Rakhine seperti sektor kesehatan, pendidikan, ekonomi dan kebutuhan dasar lainnya.

Di bidang kesehatan, Ali mengatakan akan diadakan pelatihan terhadap tenaga medis yang berada di Rakhine karena hal ini sangat dibutuhkan untuk jangka panjang. Pelatihan tenaga medis ini diyakini akan sangat membantu kegiatan medis lainnya pada waktu yang akan datang.

Presiden Myanmar Mengundurkan Diri

Dalam sektor pendidikan, AKIM akan membangun gedung sekolah, fasilitas pendidikan, school kit, pelatihan kepada guru dan tenaga pengajar mengingat minimnya jumlah dan kapasitas pengajar di Rakhine.

"Kita juga akan bangun pasar di sana. Ini salah satu hal strategis karena pasar ini bisa jadi tempat pertemuan antarkomunitas di sana. Ini sudah dapat persetujuan lisan dari pemerintah Rakhine dan jalan akses ke sana juga akan kita perbaiki," kata Ali di Gedung Pancasila Kemlu, Jakarta Pusat, Kamis 31 Agustus 2017.

Tiga Bom Mengguncang Rakhine Myanmar, Polisi Terluka

Ali mengakui bahwa niat untuk membantu masyarakat di Rakhine telah diterima dengan positif oleh otoritas setempat. Donasi dari aliansi Indonesia akan disalurkan dengan bantuan otoritas setempat agar tepat sasaran.

Adapun bantuan yang akan diberikan dalam jangka dua tahun ke depan ini dengan total dana sebesar US$2 juta yang berasal dari seluruh donasi masyarakat Indonesia dan berbagai lembaga bantuan.

"Jadi bantuan kita ini legal, resmi, terbuka dan bekerja sama dengan pemerintah dan KBRI. Yang paling penting ini inklusif sehingga semua komunitas tidak lihat agama maupun suku akan kita bantu kalau mereka butuh bantuan," ujarnya.
 

Tokoh Agama Myanmar Bertemu Wapres Jusuf Kalla

Belajar Kesetaraan, Tokoh Agama Myanmar Temui JK

Gesekan karena perbedaan keyakinan sering terjadi di Myanmar.

img_title
VIVA.co.id
9 September 2019