Konflik Rohingya di Myanmar Pecah Lagi, RI Kirim Bantuan
- REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia tidak berpangku tangan begitu mendengar pecahnya lagi konflik antara etnis Rohingya dan militer Myanmar di Rakhine. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah menelpon Penasehat Keamanan Nasional Myanmar, U Thaung Tun. Indonesia pun sebisa mungkin mengirim bantuan kemanusiaan bagi para korban konflik di sana.
Menlu Retno langsung menjalin komunikasi dengan sejumlah pihak untuk mendapatkan informasi terkini terkait dengan situasi di Rakhine, negara bagian di Myanmar yang dihuni oleh penduduk minoritas Rohingya.
"Ibu Menlu kemarin sudah berbicara dengan National Security Adviser dari Myanmar, juga telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh untuk mendapatkan gambaran informasi situasi di perbatasan. Disampaikan bahwa sekitar 5000 pengungsi telah masuk ke Bangladesh," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, di Gedung Kemlu, Rabu 30 Agustus 2017.
Menlu Retno juga telah berkomunikasi dengan mantan Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan, yang dipercaya pemerintah Myanmar untuk membuat laporan situasi di Rakhine. Dari laporan tersebut telah disampaikan beberapa rekomendasi yang secara positif telah diterima oleh pemerintah Myanmar.
"Dari pembahasan seperti itu Menlu mengetahui bahwa memang situasi di sana sangat sulit. Tentunya Indonesia akan terus memberikan bantuan kepada Myanmar untuk bisa menyelesaikan masalah ini," ujar Arrmanatha.
Diakui bahwa proses yang terjadi di Rakhine tidaklah mudah. Terlebih karena adanya serangan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata Jumat pekan lalu, yang menyerang pos polisi dan beberapa kamp pengungsi. Atas hal ini, Indonesia meminta semua pihak untuk menahan diri dan mengurangi kekerasan. Pemerintah RI juga berharap pemerintah Myanmar bisa meredam situasi di Rakhine.
Arrmanatha juga mengatakan, menurut rencana, akan diluncurkan bantuan dari aliansi LSM Indonesia ke Myanmar. "Ini merupakan program jangka menengah dan panjang Indonesia, untuk melanjutkan apa yang telah kita lakukan selama dua tahun terakhir, seperti membangun sekolah dan rumah sakit," ujarnya. (ren)