Myanmar Memanas, Serangan Dini Hari Tewaskan 71 Orang
- REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
VIVA.co.id – Kondisi di Myanmar kembali memanas lantaran adanya serangan gerilyawan di Myanmar ke 30 pos polisi dan pangkalan militer di Rakhine, Myanmar Utara. Laporan militer Myanmar, akibat kejadian ini setidaknya 59 gerilyawan dan 12 pasukan terdiri polisi dan tentara keamanan tewas.
Mengutip dari Reuters, Jumat 25 Agustus 2017, Tentara Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA), sebuah kelompok yang awalnya dikenal dengan nama Harakah al-Yaqin, mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Jumat pagi tadi. Bahkan, kelompok ini tak segan mengancam akan lebih banyak lagi serangan yang dilakukan.
Serangan ini menandai eskalasi utama dalam konflik yang memanas sejak Oktober lalu. Serangan juga memicu sweeping militer besar yang kemudian menjadi isu terkait hak asasi manusia.
Perlakuan terhadap sekitar 1,1 juta umat muslim Rohingya ini muncul karena warga muslim menjadi mayoritas di Rakhine. Serangan yang kerap terjadi juga dikhawatirkan memicu pemberontakan yang terus tumbuh.
Jika laporan sebelumnya menyebutkan 32 orang tewas, dalam perkembangan terbaru, tercatat sedikitnya 71 orang tewas termasuk 12 tentara Myanmar.
Laporan menyebut seorang tentara, petugas imigrasi, 10 polisi dan 59 gerilyawan tewas dalam kejadian tadi pagi. Sementara seorang tentara menyebut, gerilyawan terlebih dulu menyerang dengan tongkat dan pedang. Mereka juga menggunakan bom untuk menghancurkan jembatan.
"Serangan terjadi pada pukul 1 pagi, gerilyawan Bengali melancarkan serangan ke pos polisi. Mereka membawa bom dan senjata rakitan," kata dia.
Kaum Muslim Rohingya memang dianggap tidak memiliki status warganegara dan dilihat sebagai imigran gelap dari Banglades oleh masyarakat di Myanmar.
Jika laporan awal menyebutkan 32 orang tewas, dalam perkembangan terbaru, tercatat sedikitnya 71 orang tewas termasuk 12 tentara Myanmar.