Rusia Kritik Sanksi AS ke Korut Tak Tepat Sasaran

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dinia Adrianjara

VIVA.co.id – Amerika Serikat terus menekan Korea Utara terkait program pengembangan rudal dan nuklir negara tersebut. Baru-baru ini, AS menyasar perusahaan-perusahaan China dan Rusia, yang dianggap membantu program nuklir Korut.

Gila, Rudal Baru Kim Jong-un Punya Kekuatan 4,5 Ton Nuklir

Menanggapi hal ini, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, menilai sanksi dan tindakan yang dikeluarkan oleh Amerika tersebut sangat tidak tepat sasaran. Menurutnya, sanksi tersebut menunjukkan buruknya administrasi dari pemerintah Amerika Serikat.

"Kami sangat menentang kebijakan seperti itu. Kami menyadari kebijakan tersebut adalah warisan buruk dari administrasi Obama dan terbawa sampai pemerintahan saat ini," kata Galuzin di Jakarta, Rabu 23 Agustus 2017.

Abangnya Mati Misterius, Pembelot Korut Bongkar Letak Fasilitas Nuklir Kim Jong-un

Galuzin menegaskan bahwa sanksi-sanksi yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat merupakan bukti kebijakan Amerika yang tidak bertanggung jawab karena menentang hukum internasional.

"Kebijakan itu tidak memberikan hasil positif maupun solusi atas program nuklir Korea Utara. Tentunya Rusia bukanlah negara yang ada di balik program nuklir DPRK. Kami akan mencari respons tepat atas sanksi ilegal tersebut," lanjutnya.

Kim Jong-un Hilang Jelang Parade Militer Massal Korea Utara

Diberitakan sebelumnya, Departemen Keuangan AS menyatakan bahwa sanksi terhadap Korut dilakukan secara tak langsung melalui sanksi terhadap perusahaan China dan Rusia yang dianggap menyokong Korut mengembangkan program nuklirnya.

Terkait sanksi tersebut, sedikitnya ada 10 perusahaan dan enam figur yang dikenakan dan dilarang keras berhubungan bisnis dengan perusahaan dan warga AS. (ren)

VIVA Militer: Rudal balistik Pukguksong-2 (KN-15) militer Korea Utara

Rudal Nuklir Korut Diduga Masuk ke Rusia Lewat Darat

Rudal tersebut mampu menjangkau jarak sasaran hingga sejauh 2.000 kilometer.

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024