Gereja Filipina Kecam Cara Brutal Duterte Berantas Narkoba
- REUTERS/Damir Sagolj
VIVA.co.id – Pemimpin Gereja Katolik Filipina mengkritik pemberantasan narkoba ala Presiden Rodrigo Duterte, yang dinilai beringas dan berdarah-darah. Kardinal Gereja Katolik di Manila, Luis Tagle, mengatakan bahwa para korban yang berjatuhan bahkan ibarat tak punya tempat untuk mengadu.
Menurut Kepolisian Filipina, yang dikutip BBC, sejak Presiden Duterte melangsungkan kampanye memberantas kejahatan narkoba dalam setahun terakhir sudah 3500 orang tewas. Mereka rata-rata dikaitkan dengan sindirkat maupun bandar narkoba.
Namun jumlah itu, menurut aktivis LSM setempat, sebenarnya lebih besar dan angka pastinya tidak dipublikasikan. Bahkan sebagian korban disebut terbunuh tanpa terbukti terkait dengan aktivitas perdagangan narkoba. Kritik juga muncul dari kalangan pegiat HAM.
Menurut laporan media, dalam sepekan terakhir saja, ada 90 orang yang tewas dan 32 orang meregang nyawa hanya dalam sehari dalam penyerbuan narkoba di Provinsi Bulacan, sebelah utara Manila.
Salah satu yang terbunuh dalam aksi pemberantasan adalah remaja berusia 17 tahun bernama Kian Delos Santos. Rekaman kamera menunjukkan dia langsung diserang oleh dua orang petugas tanpa bukti bahwa remaja pria itu terkait dengan narkoba saat berada di Kota Caloocan. (ren)