Agenda di Balik Petinggi Komunis Vietnam Temui Joko Widodo
- Vietnamnews
VIVA.co.id – Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam atau Communist Party of Vietnam (CPV) Nguyen Phu Trong akan mengunjungi Indonesia akhir Agustus 2017. Ini akan menjadi kunjungan pertama petinggi partai berkuasa di Vietnam itu ke Indonesia.
Kabar ini dikonfirmasi kebenarannya oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, di sela-sela giat acara "Kemlu Family Fun Day" di Pusdiklat Kemlu, Jalan Sisingamangaraja nomor 73, Jakarta, Minggu 20 Agustus 2017. Akan tetapi, ia menegaskan kunjungan tersebut adalah murni kunjungan kenegaraan, sehingga masyarakat tak perlu khawatir akan isu-isu miring terkait paham partai yang diusung CPV.
"Jadi tidak ada hal istimewa dari kunjungan ini. Dan kunjungan ini digunakan untuk menigkatkan hubungan bilateral kita dengan Vietnam, tidak ada urusannya dengan ideologi," tegas Menlu Retno. "Tidak ada apa-apa dan ini adalah kunjungan resmi biasa, sebagaimana pimpinan-pimpinan negara lain untuk meningkatkan hubungan bilateral. Jadi, urusannya adalah urusan negara, tidak ada urusan dengan ideologi," ucapnya menambahkan.Â
Rencananya pertemuan yang akan berlangsung pada Rabu pekan depan, mempertemukan Nguyen Phu Trong dan Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Dalam kunjungan tersebut, kata Retno, Phu Trong tidak hanya menemui Presiden RI saja, tetapi juga dijadwalkan bertemu dengan sejumlah elite politik Tanah Air.
"Kunjungan ke Indonesia tidak hanya bertemu dengan Presiden (Joko Widodo), tetapi juga dengan pimpinan MPR, DPR dan DPD, karena ini, sekali lagi adalah urusan negara," tutur Menlu.
KTT APEC
Menlu Retno menyebut, kunjungan Sekjen CPV juga ada kaitannya dengan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi APEC Vietnam 2017. KTT APEC Vietnam 2017 adalah acara pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik di Vietnam, yang akan berpuncak dengan Pertemuan Para Pemimpin Ekonomi APEC di Da Nang.
Di posisi ini, Vietnam menjadi tuan rumah penyelenggara dan Indonesia menjadi salah satu anggotanya. KTT ini akan dilaksanakan pada bulan November 2017 dan Presiden Jokowi akan menghadiri perhelatan itu. Oleh sebab itu, Menlu mengimbau kepada masyarakat Indonesia agar tidak terpengaruh oleh kabar burung yang kebenarannya tidak terbukti.
"Vietnam adalah ketua APEC. Jadi, November akan ada KTT APEC dan Presiden (Jokowi) merencanakan untuk hadir. Sekali lagi, dealing kita dengan Vietnam, dengan negara lain, adalah urusan kenegaraan. Kita tahu kepentingan nasional yang harus kita pertahankan, kita tahu cara melindungi Indonesia dan cara memperjuangkan kepentingan nasional," ucap Menlu Retno.
"Kita harus menyampaikan informasi secara benar kepada masyarakat. Kita harus bicara dengan hati kita bahwa yang benar harus disampaikan secara benar, sehingga masyarakat tidak kebingungan," katanya.
Ia pun menjelaskan, pada tahun 2013, Indonesia dan Vietnam telah membuat satu kemitraan strategis dan kunjungan Sekjen Nguyen Phu Trong juga telah dilakukan ke negara lain seperti Amerika, India, Australia, dan Singapura.Â
"Harus kita pahami bahwa dalam sistem politik Vietnam, posisi sekjen partai merupakan posisi paling penting, pemegang tampuk kekuasaan tertinggi di dalam sistem politik mereka. Hubungan kita (Indonesia) dengan Vietnam bukan baru sekali ini dilakukan, hubungan ini sudah dilakukan lama sekali," ungkapnya.