Politisi Australia Kenakan Burka untuk Kampanye Anti-Burka

Anggota Senat Australia mengenakan burka untuk kampanye anti-burka.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Seorang anggota parlemen Australia dari sayap kanan, Senator Pauline Hanson, menggunakan burka di dalam gedung tersebut. Ia melakukan itu dalam kampanye agar anggota Parlemen setuju melarang penggunaan burka di Australia.

Mau Liburan Sambil Kerja, Australia Siapkan 4100 Visa untuk WNI

Selama 20 menit, Hanson duduk di ruang pertemuan dengan mengenakan burka dan abaya berwarna hitam. Setelah itu ia melepaskan burka tersebut dan meminta seluruh anggota dewan untuk melarang penggunaan burka dengan alasan demi keamanan nasional.

"Saya sangat bahagia bisa melepaskan burka ini karena bukan pakaian seperti ini yang seharusnya digunakan dalam gedung parlemen," ujarnya seperti diberitakan oleh Reuters, 17 Agustus 2017.

6 Warga China dan 2 WNI Ditahan Coba-coba Masuk Perairan Australia

Kepada Senat, Hanson yang memimpin partai sayap kanan One Nation Party lalu melanjutkan, "Jika seseorang yang memakai balaclava atau helm masuk ke bank atau bangunan lainnya, atau bahkan di lantai pengadilan, maka itu semua harus dilepas. Mengapa tidak kasus yang sama dengan seseorang yang menutupi wajah mereka dan tidak bisa diidentifikasi?

Hanson sejak tahun 1990-an terkenal karena penolakannya yang keras terhadap imigran dan pencari suaka dari Asia. Beberapa tahun terakhir ia terus melakukan kampanye melawan pakaian Islami dan pembangunan masjid. Partainya memiliki empat senator dan mampu memberikan pengaruh di parlemen saat pembahasan sejumlah UU.

Sosok Berkebaya Terukir di Monumen Perjuangan Australia, Siapa Dia?

Jaksa Agung George Brandis menegur Hanson. "Saya tidak akan berpura-pura mengabaikan aksi yang telah Anda coba lakukan hari ini dengan tiba di ruangan dan mengenakan burka," katanya.

"Kita semua tahu bahwa Anda tidak suka terhadap keyakinan Islam. Saya akan mengingatkan dan menasihati Anda dengan sangat berhati-hati atas pelanggaran yang mungkin Anda lakukan terhadap kepekaan agama orang Australia lainnya," ujar Brandis menambahkan.

Adel Salman, Wakil Presiden Dewan Islam negara bagian Victoria, mengatakan tindakan Hanson adalah sebuah olok-olok. "Ini sangat mengecewakan, tapi tidak mengherankan karena dia berusaha merendahkan Islam terus menerus," ujarnya. (one)

Dalam beberapa pekan terakhir terjadi unjuk rasa di Australia dimana beberapa kelompok bersatu karena mereka percaya dengan teori konspirasi berkenaan dengan virus corona.

Kelompok Ekstrem Sayap Kanan di Australia Sebarkan Isu Anti-China

Menyalahkan negara China dan warga China atas virus corona.

img_title
VIVA.co.id
14 Juni 2020