Perempuan Afghanistan Terbang Sendirian Keliling Dunia
- Viva.co.id/Bobby Andalan
VIVA.co.id – Seorang perempuan tangguh asal Afghanistan terbang sendirian keliling dunia. Ia menggunakan pesawat jet tipe BE 36 yang telah dimodifikasi.
Ia mengaku telah terbang selama 90 hari dan singgah di beberapa negara di hampir seluruh Benua. Namanya adalah Shaesta Waiz, perempuan berkebangsaan Afghanistan yang lama tinggal di Amerika Serikat. Selasa 15 Agustus 2017 kemarin sekira pukul 21.00 WITA ia tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Kapten Shaesta berkisah, ia merupakan imigran dari negaranya ke Paman Sam ketika masih berusia satu tahun. Perempuan 29 tahun itu terlahir dari keluarga konservatif. Dalam pandangan keluarganya, menikah muda adalah hal biasa. "Saat keluarga saya mencari suaka ke Amerika saya baru berusia satu tahun. Saat itu orangtua saya tidak punya uang sama sekali," kenang Shaesta, Rabu 16 Agustus 2017. Sebagai keluarga imigran, Shaesta merasa dicemooh. Namun ia tetap mengobarkan semangatnya unuk menunjukkan jati dirinya.
Sewaktu di Amerika pula cita-cita menjadi pilot tertanam kuat dibenaknya. "Sewaktu kecil saya berfikir kok ada logam bisa terbang. Itu pasti menakutkan, nanti bisa jatuh, gimana?" tutur dia. Dari sana ia justru bersemangat untuk menjadi pilot. Waktu berlalu, ketika Shaesta berusia 18 tahun ia bersama ibunya menumpangi pesawat.
Duduk sebagai penumpang, Shaesta begitu menikmati perjalanannya. Ia kagum akan logam yang bisa terbang itu. Keinginannya menjadi pilot semakin menguat. "Berada di atas langit sangat menyenangkan. Sebaliknya, ibu saya justru ketakutan," ujarnya.
Ia kemudian mengambil kursus penerbangan, ditambah pendidikan penerbangan. Cita-citanya menjadi penerbang semakin dekat. Penerbangan yang kini dilakukannya dalam rangka menamatkan pendidikan penerbangannya di Amerika. "Ini untuk menamatkan gelar master saya di Amerika Serikat. Saya sudah terbang mengelilingi dunia selama 90 hari," ucapnya.
Selama 90 hari penerbangan, Shaesta telah singgah di beberapa negara seperti Alaska, Italia, Spanyol, Rusia, Inggris, Kanada, Puerto Rico, Vietnam, Thailand, Singapura, Malaysia dan Indonesia. "Di Indonesia cukup spesial, saya singgah di dua kota di negara ini yaitu Batam dan Bali. Di negara lain hanya singgah di satu kota saja. Yang paling spesial, Indonesia tengah merayakan kemerdekaannya yang ke-72," ujarnya.
Selain untuk menyelesaikan pendidikannya, penerbangan yang dilakukan Shaesta juga untuk menginspirasi kaum perempuan di berbagai belahan dunia. Ia berharap kaum perempuan berani meraih cita-citanya, meski awalnya dianggap sebagai sesuatu hal yang mustahil. "Saya ingin menginspirasi kaum perempuan dunia bahwa kita bisa sepanjang mau bekerja keras meraih cita-cita. Seperti seorang anak imigran dari Afghanistan yang berhasil menjadi pilot," ucapnya bersemangat.
Selepas dari Bali, Shaesta akan kembali terbang ke Darwin, Australia. "Saya akan berangkat pukul 06.00 WITA menuju Darwin, Australia," demikian Shaesta