Kuwait Deportasi Homoseks dan Tutup Panti Pijat Khusus Gay

Komunitas LGBT.
Sumber :
  • REUTERS/Thomas Peter

VIVA.co.id –  Komite Moral Kuwait  mendeportasi puluhan homoseksual dan menutup sebuah panti pijat khusus gay. Menurut Kepala Polisi Kuwait Mohammad al-Dhufairi, sebanyak 76 pria telah dideportasi karena tindakan pelanggaran moralitas.

Daripada Dukung LGBT, MU Lebih Pilih Hargai Pemainnya yang Muslim Ini

"Kami memiliki kebijakan tanpa toleransi terhadap tindakan melanggar moral dan kami menolak untuk memberikan keringanan kepada siapa pun yang terbukti melanggar," ujar al-Dhufairi, seperti dikutip The New Arab, Jumat 11 Agustus 2017.

Selama penggerebekan, otoritas berwenang menemukan mainan seks, pakaian dalam wanita dan make up yang digunakan oleh para pelaku. Selain itu 22 panti pijat juga ditutup setelah dicurigai menjadi tempat aktivitas homoseksual.

Masih Ada Rasa Cinta, Ustazah di Lombok Aniaya Mahasiswi Gegara Cemburu

Menjadi bagian dari komunitas LGBTQ di Kuwait sudah sulit dengan adanya stigma sosial dan hukum tentang homoseksualitas, eksploitasi LGBTQ+ di Kuwait dianggap merugikan secara signifikan.

Pada tahun 2013, Yousuf Mindkar, seorang pejabat di Kementerian Kesehatan Kuwait mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dia ingin menciptakan sistem pendeteksian homoseksual untuk mengusir orang-orang gay dari Kuwait dan negara-negara lain di kawasan Gulf Cooperation Council (GCC).

Grand Syekh Al Azhar Kecam Keras Pembukaan Kontroversial Olimpiade Paris 2024

Pelaku  LGBTQ+ tidak menerima perlindungan hak-hak mereka di Kuwait dan tindakan homoseksual antara laki-laki dapat mengakibatkan hukuman penjara selama enam tahun.

Tidak ada undang-undang yang melarang tindakan seksual antara wanita atau lesbian, karena berdasarkan pasal 193 KUHP Kuwait tentang menghukum pelaku pesta pora dan  homoseksualitas ditafsirkan oleh pengadilan berarti homoseksualitas laki-laki.

Ustaz Adi Hidayat (UAH)

Ustaz Adi Hidayat Ungkap Asal Muasal LGBT Hingga Timbulnya Virus HIV

Salah satu ceramah Ustaz Adi Hidayat beberapa tahun lalu berjudul "Mengungkap Sejarah yang Ditutupi: Akar dari Penyakit HIV/AIDS" menjadi sorotan

img_title
VIVA.co.id
6 Desember 2024