Pelarian ISIS: Mereka Maunya Menikah dan Menikah
- VIVA.co.id/telegraph.co.uk
VIVA.co.id – Nurshardrina Khairadhania, gadis asal Indonesia yang sempat bergabung dengan ISIS di Suriah, begitu menyesali kepergiannya bersama kelompok teror tersebut.
Dalam pengakuannya, gadis berusia 19 tahun yang telah dua tahun hidup di Suriah bersama 20 anggota keluarganya itu menilai ISIS bukanlah Islam yang sesungguhnya.
"Mereka (ISIS) cuma mau menikah dan menikah," ujar Nur seperti dikutip dari Telegraph, Sabtu, 5 Agustus 2017.
Dua tahun lalu, ketika Nur bersama keluarganya pertama kali menginjakkan kakinya di Raqqa. Neneknya meninggal dunia dan pamannya tewas dalam sebuah serangan udara.
Baca Juga:
- Ketika Tren Perempuan Terlibat Aksi Teror Meningkat
- Kenapa Perempuan Dipilih Jadi Eksekutor Bom Bunuh Diri
Keluarga ini pun tercerai berai, ayahnya bersama empat keluarga laki-lakinya yang lain diamankan terpisah dan menjalani pemeriksaan militer di Kurdi.
Sementara itu, Nur bersama ibunya, dua adik, tiga bibi, dua keponakan beserta tiga anaknya terpaksa hidup di kamp pengungsi Ain Issa. Itu pun setelah mereka membayar penyelundup manusia agar bisa keluar dari wilayah ISIS.
Nur mengaku, awal keinginan mereka untuk bergabung dengan ISIS ditengarai oleh iming-iming informasi yang ditawarkan ISIS di internet soal pendidikan dan layanan kesehatan gratis, upah tinggi, dan lainnya.
Karena itu, keluarga ini pun menjual rumah, mobil, dan emas milik mereka. Setidaknya terkumpul uang Rp500 juta saat itu untuk modal mereka ke Suriah.
Namun, nasib berkata lain, mimpi ISIS yang ditawarkan kepada mereka semuanya hampa. Para perempuan dimasukkan ke dalam sebuah penampungan khusus dan para lelakinya dipaksa latihan militer.
Kini, Nur bersama keluarga tersisanya merasa bersyukur bisa keluar dari kawasan ISIS. Ia berharap dapat segera kembali ke Indonesia.
"Saya sangat menyesal, saya bodoh dan terlalu naif," katanya.