Masalah Gizi Anak Masih Jadi Masalah RI
- KBRI Roma
VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan kerja sama dengan World Food Program, sebagai organisasi humaniter terdepan di dunia dalam mengatasi bahaya kelaparan/kelangkaan pangan dan memerangi kekurangan gizi pada anak-anak.
Hal ini disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Italia, Esti Andayani saat menyerahkan Surat Penunjukkan Wakil Tetap Pemerintah Indonesia untuk WPF di Roma.
Dubes Esti menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas kerja sama antara Indonesia dan WPF yang sangat erat, yang ditandai dengan berbagai aktivitas kerja sama pengembangan kapasitas teknis.
Kerja sama itu meliputi peningkatan ketahanan pangan, promosi perbaikan gizi anak, serta peningkatan kesiap-siagaan dan tanggap darurat dalam menghadapi bencana.
"Meski Indonesia telah mencapai swasembada pangan, Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam bidang pangan dan nutrisi diantaranya masalah gizi untuk pertumbuhan anak," kata Esti, melalui keterangan tertulisnya, Kamis 3 Agustus 2017.
Selain itu, Dubes Esti juga menyampaikan harapan pemerintah Indonesia agar WFP lebih banyak merekrut dan melibatkan ahli-ahli dari Indonesia, khususnya dalam bidang pangan, nutrisi dan penanganan bencana dalam program-program WFP di Indonesia dan dalam skala global.
Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif WFP David Beasley memandang Indonesia sebagai negara besar di kawasan Asia-Pasifik yang memiliki arti penting bagi WFP, antara lain dalam program global pemberian makanan dan peningatan nutrisi anak sekolah di seluruh dunia.
Baik antara WFP dan Indonesia sepakat bahwa dalam menghadapi tantangan peningkatan gizi anak tersebut, kerja sama Indonesia dan WFP sangat menonjol nilai dan artinya. Ini terbukti melalui Program Gizi Anak Sekolah di Indonesia tahun 2017 (ProGas) di tingkat nasional maupun tingkat provinsi.
Bukan Hanya Vitamin! Zat Besi Jadi Kunci Cegah Anemia pada Ibu Hamil dan Balita
Kekurangan zat besi tidak hanya menyebabkan anemia, tetapi juga dapat menghambat tumbuh kembang anak secara fisik, kognitif, dan emosional.
