Diberi Macam Insentif, Orang Korsel Tetap Malas Punya Anak

Kaki bayi.
Sumber :
  • Pixabay/Aldertree

VIVA.co.id – Angka kelahiran di Korea Selatan pada tahun ini dilaporkan ada pada titik terendah setelah upaya negara itu selama beberapa tahun meningkatkan jumlah lahirnya bayi. Pemerintah Korea Selatan karena itu khawatir jika menurunnya jumlah populasi muda dan produktif pada beberapa tahun mendatang akan memukul ekonomi negara tersebut.

Ke Korea Selatan Bisa dengan Rp100 Ribu, Gimana Caranya?

Dilansir laman BBC, semakin malasnya orang Korea memiliki anak disebutkan karena cukup banyak generasi muda di negara itu yang belum mendapatkan pekerjaan. Namun sebagian lagi menganggap bahwa para perempuan tak lagi minat memiliki anak karena mereka terlalu sibuk bekerja dan harus membantu suami memenuhi kebutuhan hidup.

Tak hanya itu, biaya hidup seperti perumahan dan juga biaya pendidikan di Korea Selatan yang mahal juga dinilai menjadi pemicu.

3 Peneliti Tewas saat Uji Mobil Baru di Pabrik Hyundai

Baru pada tahun ini angka kelahiran bayi di Korsel ada di bawah 400 ribu bayi. Padahal pemerintah negara itu sejak tahun-tahun sebelumnya sudah menawarkan bonus bagi pasangan yang mau memiliki bayi dan memberikan cuti panjang bagi istri dan suami yang memiliki bayi.

Tak hanya itu, pemerintah juga membiayai pengobatan bagi pasangan suami istri yang mengalami infertilitas. Disebutkan, Korea Selatan menghabiskan anggaran hingga U$70 miliar untuk mendorong naiknya angka kelahiran bayi tersebut.

Panggil Semua Komandan Tempur Korut, Kim Jong-un Siap Perang Nuklir
Korea Creative Content Agency (KOCCA) menggelar B2B Export Consultation

Ribuan Fans Memadati K-Expo 2024 untuk Bertemu SF9 dan Ailee

K-Expo Indonesia 2024 tak hanya menjadi pameran budaya, tetapi juga jembatan kolaborasi ekonomi dan budaya antara Korea Selatan dan Asia Tenggara.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024