Korsel Gembira RI Perkuat Kerjasama Alutsista
- KBRI Seoul
VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia mengundang Presiden baru Korea Selatan, Moon Jae-in, untuk berkunjung ke Tanah Air. Kunjungan ini diyakini kian memperkokoh hubungan baik antara Indonesia dan Korsel.
Demikian undangan dari Presiden Joko Widodo melalui Duta Besar baru Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi, usai menyerahkan Surat Kepercayaan kepada Presiden Moon. Penyerahan Surat Kepercayaan Umar sebagai Dubes RI untuk Korsel ini berlangsung di Istana Cheong Wa Dae (Blue House), Selasa pagi waktu setempat, seperti yang dikabarkan Kedutaan Besar RI di Seoul.  Â
Kepada Presiden Moon, Dubes Umar mengapresiasi hubungan yang telah terjalin selama ini antara Indonesia dan Republik Korea. "Korea Selatan adalah mitra strategis Indonesia sejak tahun 2006, di mana sejak itu hubungan bilateral kedua negara semakin berkembang. Pemerintah RI berkomitmen terus memperkuat kemitraan strategis Indonesia dan Republik Korea dan berharap dapat mendorong implementasi kemitraan strategis kedua negara yang lebih dalam dan luas serta mendatangkan manfaat bagi rakyat kedua negara," kata Umar.
Presiden Moon pun percaya bahwa kedua negara akan dapat memperkuat hubungan bilateralnya. Dia bahkan mencatat kemajuan kerjasama yang menggembirakan di bidang industri pertahanan.
"Selain itu, Korea Selatan juga memberikan perhatian yang tinggi terhadap kerjasama dengan ASEAN, oleh karena itu kami telah mengirim Utusan Khusus untuk ASEAN guna bertemu Presiden Jokowi pada akhir Mei 2017 yang lalu," kata Presiden Moon.
Menurut Minister Counsellor KBRI Seoul, Aji Surya, Korea Selatan selama ini adalah salah satu mitra terpenting dan strategis di kawasan bagi Indonesia. "Indonesia dan Korea Selatan memiliki forum Joint Commission Meeting pada tingkat Menlu dan Strategic Dialogue pada tingkat Wamenlu untuk membahas isu-isu strategis kedua negara," ujar Aji.
Di bidang pertahanan, khususnya dalam pengadaan alutsista, Indonesia dan Republik Korea telah mengimplementasikan Strategic Partnership dengan meletakkan trust and confidence sebagai prinsip kerjasama. Saat ini tengah dibangun 3 unit kapal selam untuk TNI AL yang disertai dengan proses transfer teknologi kepada PT PAL. Indonesia juga pemesan pertama produk jet trainer T50 dan saat ini tengah dilakukan program pengembangan bersama pesawat tempur KFX/IFX.
Di bidang ekonomi, kerjasama kedua negara terus menunjukkan prospek yang menggembirakan. Investasi Korea Selatan ke Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-4 dengan total realisasi investasi pada tahun 2016 sebesar US$1.065,8 juta. Di bidang perdagangan, Korea Selatan bagi Indonesia merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-6, dan negara asal impor terbesar ke-5.
Turis Korsel
Sedangkan di sektor pariwisata, wisatawan asal Korea Selatan menempati urutan ke-6 negara asal wisman yang berlibur ke Indonesia tahun 2016 berjumlah 350 ribu, sementara wisatawan asal Indonesia yang berlibur ke Korea juga terus meningkat mencapai hampir 300 ribu orang.
Sementara itu, Korea merupakan salah satu tujuan mahasiswa Indonesia yang ingin kuliah ke luar negeri. Saat ini jumlah mahasiswa Indonesia di berbagai universitas di Korea mencapai 1.200 orang dengan tren yang terus meningkat pada tahun-tahun yang akan datang.
Dubes RI Umar Hadi (kiri) dan Presiden Korsel Moon Jae-in (tengah) (Foto: KBRI Seoul)
"Yang juga tidak kalah menariknya, negeri ginseng adalah "rumah" bagi TKI. Sebanyak 35 ribuan pekerja Indonesia mendulang devisa di berbagai industri dengan perlakuan yang sama dengan pegawai setempat. Rata-rata penghasilan sebulan mereka antara Rp 20 -Rp 30 juta," kata Aji.
Menurut catatan KBRI Seoul, Dubes Umar merupakan diplomat karier senior. Dia dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Dubes RI untuk Republik Korea pada tanggal 13 Maret 2017 lalu. Sebelum menjadi Dubes RI di Seoul, Umar Hadi menjabat sebagai Konsul Jenderal RI di Los Angeles (2014-2017), Direktur Eropa Barat (2012-2014), Wakil Dubes RI di Den Haag (2009-2012), dan Direktur Diplomasi Publik (2005-2009). Dubes Umar Hadi juga pernah bertugas di Perutusan Tetap RI untuk PBB di Jenewa.