Jokowi Singgung Kampanye Negatif Kelapa Sawit di Eropa
- Tim komunikasi Kepresidenan
VIVA.co.id – Mengawali hari ketiganya di Jerman, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menekankan peningkatan kerja sama, salah satunya di sektor ekonomi.
Jokowi mengatakan Belanda merupakan salah satu mitra terpenting perdagangan dan investasi Indonesia di Eropa. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, angka perdagangan kedua negara mengalami penurunan.
"Harapan saya, tren ini akan berbalik menjadi positif. Oleh karena itu, perlu kerja keras kita untuk mewujudkan tren positif perdagangan," kata Jokowi di Hotel Steigenberger, Hamburg, Jerman, seperti dikutip dari keterangan tertulis dari Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Sabtu 8 Juli 2017.
Jokowi meyakini apabila negosiasi Indonesia-EU CEPA (European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement) selesai, maka perdagangan bilateral kedua negara akan alami peningkatan.
Selain masalah angka perdagangan, Jokowi menggarisbawahi kelapa sawit Indonesia terus mengalami kampanye negatif di Eropa.
"Ada satu hal yang ingin saya mintakan perhatian, yaitu terkait ekspor kelapa sawit Indonesia. Baru-baru ini, parlemen Eropa mengeluarkan resolusi mengenai sawit dan deforestasi. Penjelasan Indonesia sebelum resolusi sama sekali tidak diperhatikan," tutur Jokowi.
Walaupun diakuinya resolusi tersebut sifatnya tak mengikat bagi eksekutif, namun ia merasa khawatir jika kampanye hitam dan diskriminasi tersebut akan merugikan ekspor sawit Indonesia. Maka, Jokowi meminta Belanda agar dapat memberlakukan ekspor sawit Indonesia ke Eropa secara adil.
Oleh sebab itu, Jokowi berharap Belanda dapat mendukung upaya Indonesia agar model kerja sama standarisasi kayu dan produk kayu melalui lisensi Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) dapat dibuat juga untuk sawit. (one)