Bangunan Runtuh dan Longsor Akibat Gempa Filipina
- Pixabay
VIVA.co.id – Kerusakan parah dilaporkan terjadi di beberapa wilayah di Filipina tengah akibat gempa yang terjadi pada Kamis, 6 Juli 2017. Tanah longsor mengakibatkan sejumlah wilayah tertutup aksesnya.
Akibat gempa tersebut dua orang dipastikan tewas, sementara empat lainnya masih hilang. Gempa dengan kekuatan sebesar 6,5 Skala Richter itu terpusat di Provinsi Leyte. Menurut USGS, pusat gempa berada pada kedalaman sekitar 6,5 km, sementara menurut seismologis Filipina pusat gempa berada pada kedalaman dua kilometer.
Di kota Leyte di Kananga, sebuah gedung yang menjadi pusat bisnis dan pasar swalayan runtuh akibat guncangan yang kuat hingga menyebabkan satu orang tewas dan 20 lainnya terluka. Enam orang sempat terjebak di dalam bangunan, namun belakangan berhasil diselamatkan.
"Saya menyaksikan sendiri, anak-anak yang terkulai dan lemas, namun sejauh ini mereka baik-baik saja," ujar Wali Kota Kananga, Rowena Codilla, seperti dikutip dari Arab News, 7 Juli 2017. Ia juga mengatakan, kebanyakan korban yang terjebak di dalam gedung berhasil selamat karena masih bisa menghubungi tim SAR menggunakan ponsel mereka.
Romina Marasigan, juru bicara Dewan Manajemen Pengurangan Risiko Bencana Nasional mengatakan, sebagian besar wilayah timur Filipina tengah kini tak mendapat pasokan listrik karena pembangkit listrik tenaga panas bumi di kota Jaro mengalami kerusakan. Dia mengatakan beberapa rumah di desa-desa dataran tinggi, kebanyakan terbuat dari bahan ringan, juga mengalami rusak total.
Lebih dari 241 gempa susulan tercatat sampai Jumat pagi, 7 Juli 2017. Marasigan memperingatkan gempa itu dapat memicu tanah longsor di daerah dataran tinggi, terutama di daerah di mana saat ini curah hujan tengah tinggi.
Walikota Richard Gomez dari kota Ormoc, sekitar 30 kilometer dari Kananga, mengatakan kepada radio DZMM tanah longsor telah menghantam sebuah rumah dan menewaskan seorang wanita. Lebih dari 100 lainnya terluka di daerah tersebut, termasuk banyak yang trauma dan histeris.
Bandara Ormoc terpaksa ditutup setelah gempa tersebut merusak landasan pacunya, kata Gomez menambahkan. Mayor Jenderal Raul Farnacio, seorang komandan tentara di daerah tersebut, mengatakan, pejabat lokal di desa-desa terpencil di Kananga dan Ormoc pada hari Jumat melaporkan setidaknya empat orang hilang dalam tanah longsor, dan banyak akses jalan yang tertutup karena longsor.
Gempa tersebut melanda wilayah yang hancur pada tahun 2013 oleh Topan Haiyan, yang menyebabkan lebih dari 7.300 orang meninggal atau hilang, meratakan seluruh desa dan mengungsikan lebih dari 5 juta penduduk desa.
Filipina berada di wilayah "Cincin Api" Pasifik, di mana gempa bumi dan gunung berapi biasa terjadi. Gempa berkekuatan 7,7 menewaskan hampir 2.000 orang di Filipina utara pada tahun 1990.