Pasrah Tak Bisa Mengobati, Ayah Buatkan Makam untuk Anak
- Viral4Real
VIVA.co.id – Sebuah cerita memilukan hati datang dari negeri Tiongkok. Seorang ayah bernama Zhang Liyong merasa sedih, setelah mengetahui anak perempuannya yang berusia dua tahun bernama Zhang Xin Lei akan meninggalkannya. Xin Lei didiagnosis menderita thalassemia --kelainan darah yang serius.
Berbagai pengobatan telah ditempuh, hingga membuat Zhang Liyong kehilangan rumah dan memiliki banyak utang. Dia juga kerap bekerja keras hingga kehilangan waktu untuk merawat dirinya sendiri.
Sebagian besar waktu dia habiskan untuk putri tercintanya. Meski akhirnya Zhang Liyong harus rela mendengar vonis dokter bahwa usia putrinya tak akan lama lagi.
Seperti dilansir Viral4Real, Jumat 30 Juni 2017, Zhang Liyong saban hari berprofesi sebagai petani di Provinsi Sichuan, China. Untuk mengobati anaknya selama ini, berbagai cara dia lakukan, termasuk menghilangkan rasa malunya meminjam sana-sini dari teman dan keluarga. Bahkan, teman dan keluarganya kini sudah menyetop bantuan pinjaman karena utang yang bertumpuk, tak dibayar-bayar.
Sementara itu, Xin Lei hingga kini masih membutuhkan perawatan medis. Dokter juga menyebut Xin Lei memerlukan operasi sesegera mungkin. Tetapi, karena pengobatan disetop, kondisinya kian memburuk. Di saat inilah Zhang Liyong merasa pasrah dan putus asa.
Merasa telah kehilangan semua harapan untuk menyelamatkan hidupnya, sang ayah akhirnya menyiapkan kuburan putri tercintanya. Tiap hari pula dia membawa putrinya bermain di makam anak yang sudah disediakannya untuk sekadar berbaring bercanda bersama.
"Saya hanya bisa menemukan ide ini, membawa bermain di tempat ini. Di sinilah, dia akan beristirahat dengan tenang. Yang bisa saya lakukan adalah menemaninya setiap hari," katanya. "Kami telah meminjam banyak uang, hingga mereka tidak lagi mau meminjamkannya pada kami," tambahnya.
Setelah kisah sedihnya menjadi viral dan menyentuh hati banyak warganet di China, masyarakat setempat dilaporkan banyak yang menawarkan untuk membantu mengumpulkan dana bagi Xin Lei. Kisahnya belakangan juga sudah banyak dimuat media setempat.
Pengumpulan dana hingga kini masih dilakukan, namun tetap harus dilihat apakah uang yang bisa terkumpul akan cukup untuk operasi yang dibutuhkan Xin Lei. (asp)