Terpesona Kebersihan Shanghai
- Endah Lismartini / VIVA.co.id
VIVA.co.id – Bagi wilayah dengan penduduk yang sangat padat, biasanya hal pertama yang tampak adalah kumuh, kotor, dan ramai. Tapi kondisi yang berbeda terjadi di Shanghai,China.
Shanghai adalah kota terbesar kedua di China, setelah Beijing. “Shanghai adalah ibarat New York bagi Amerika, sedangkan Beijing adalah Washington DC,” ujar Rita, pemandu perjalanan selama VIVA.co.id berada di Shanghai. Rita mengatakan, jumlah penduduk Shanghai saat ini berjumlah sekitar 24 juta jiwa.
“Tapi tak semuanya penduduk Shanghai. Sebagian besar di antara mereka bukanlah penduduk asli, tapi pendatang, seperti saya,” celotehnya di dalam bus yang membawa VIVA.co.id menyusuri kota Shanghai, 28 Juni 2017.
Meski padat jumlah penduduknya, tapi tak sedikitpun terlihat kekumuhan. Apa lagi sampah berserakan yang biasanya menjadi ciri khas kota dengan penduduk yang sangat padat.
Shanghai begitu bersih. Nyaris tak ada sampah yang berserakan dan dibuang sembarangan. Sejak pagi hingga malam hari, kondisinya tak berubah jauh. Trotoar yang luas dan rapi, membuat saat berjalan kaki di kota ini menjadi nyaman. Jalan raya yang ramai juga tak terlampau padat, nyaris tak ada kemacetan yang menggila seperti Jakarta, atau kota-kota di India.
Setiap jarak sekitar 10 hingga 15 meter, tersedia tempat sampah dari bahan stainless steel. Bahkan tempat sampah juga bersih dan kinclong. Tanaman tumbuh subur dan menghijau. Petugas kebersihan hanya terlihat satu atau dua orang yang tekun menyapu dan membersihkan jalanan. Taman-taman juga terlihat hijau dan bersih, membuat pandangan mata menjadi teduh.
Tak terlihat pedagang kaki lima memenuhi pinggir jalan, sehingga trotoar yang luasnya antara 1,5 hingga dua meter menjadi sangat nyaman dilintasi pejalan kaki. Nyaris di setiap jalanan ada toko-toko atau kafe dengan ukuran mungil. Tampilan toko-toko tersebut modern, cantik, dan bersih.
Bersih tak hanya terlihat di seluruh jalan raya, bahkan hingga ke jembatan penyeberangan orang, juga di gang-gang sempit yang ditinggali penduduk. Kepadatan penduduk terasa dari puluhan, mungkin ratusan permukiman bertingkat seperti apartemen atau rumah susun, yang bertebaran di seluruh kota Shanghai.
Tapi bahkan di sekitar apartemen juga tak terlihat sampah. Pemerintah kota Shanghai sepertinya sangat paham, bagaimana cara memanjakan warganya hingga mereka betah dan bersedia menjaga kota ini.
(ase)