Kejam, ISIS Paksa Seorang Wanita Makan Daging Bayinya
- Daily Mail
VIVA.co.id – Kelompok teroris ISIS tak henti-hentinya menebarkan kekejamannya di Irak. Kali ini korbannya adalah seorang wanita dari kaum Yazidi. Wanita itu diculik, ditahan selama berhari-hari, lalu ditipu untuk memakan daging anaknya sendiri.
Fakta kekejaman ISIS ini ditemukan Vian Dakhil, seorang anggota Parlemen Irak sekaligus aktivis yang mengorganisir penyelamatan tahanan Yazidi dari tangan ISIS.
Dalam wawancara yang diterjemahkan Middle East Media Research Institute (MEMRI), Dakhil mengatakan, wanita itu merupakan salah satu dari ribuan wanita dan anak laki-laki kaum Yazidi yang telah diculik ISIS.
Menurut Dakhil, ketika berhasil diselamatkan dari tahanan ISIS, wanita itu menceritakan bahwa dia dan anaknya diculik dan ditahan di ruangan yang letaknya di bawah tanah.
Selama berada di tahanan itu, korban dibiarkan kelaparan selama berhari-hari. Tiga hari kemudian, ISIS memberikan wanita itu sepiring nasi dan daging.
"Setelah itu mereka membawa sepiring nasi dan daging. Dia makan karena sangat lapar. Setelah selesai mereka (ISIS-red) berkata kepadanya. "Kami memasak anak laki-laki berusia satu tahun yang kami ambil dari Anda, dan inilah yang baru saja Anda makan," kata Dakhil menceritakan seperti dilansir Washington Post, Rabu, 28 Juni 2017.
Wanita itu tak bisa berbuat apa-apa. Dia terpaksa telah memakan daging bayinya sendiri karena sudah dibuat sangat kelaparan.
Selain itu, menurut Dakhil, ISIS juga menculik wanita untuk dijadikan budak seks. Salah satu wanita lainnya mengaku diculik ISIS bersama enam saudara perempuannya. Adik perempuan bungsunya yang berusia 10 tahun bahkan diperkosa sampai mati di depan ayah dan saudari perempuan lainnya.
Wawancara yang mengejutkan ini pertama kali dilaporkan oleh MEMRI pada 2 Juni, namun baru mendapat perhatian selama beberapa hari terakhir.
Dakhil, saat berpidato di Oslo mengatakan, hampir tiga tahun orang-orang melupakan kesengsaraan yang masih ada dan nyata dialami ratusan ribu orang Yazidi, yang hidup sebagai pengungsi.
"Mereka hidup dalam kondisi sangat menyedihkan dan ribuan anak perempuan masih ditahan dan disiksa," ujarnya. (ase)