Belasan Ribu Pabrik di China Gagal Penuhi Standar Kesehatan
- REUTERS / Stringer
VIVA.co.id – Badan Pengawas Lingkungan di China menemukan fakta bahwa hampir 14.000 perusahaan di negara tersebut gagal memenuhi standar lingkungan untuk mengendalikan polusi udara.
Kesimpulan yang dikeluarkan badan yang berada di bawah Kementerian Perlindungan Lingkungan ini berdasarkan hasil pengamatan selama dua bulan di 28 kota di China. Perusahaan dan industri sangat bervariasi, termasuk bisnis seperti pengolahan wol dan produksi mebel.
DIberitakan New York Times, Rabu 14 Juni 2017, lebih dari 4.700 perusahaan berada di lokasi yang tidak sah, tidak memiliki sertifikat yang tepat dan gagal memenuhi standar emisi.
Meski para pemimpin di China telah berjanji untuk mengatasi polusi, namun pabrik-pabrik terus berkontribusi atas polusi udara, air dan tanah yang semakin parah. Warga China juga terus mengeluhkan polusi yang meluas dan menjadi perhatian terbesar mereka.
Konsumsi batu bara, sebagai sumber terbesar gas rumah kaca telah menurun dalam beberapa tahun terakhir karena melambatnya pertumbuhan ekonomi. Kendati demikian, sektor power, steel dan semen di China masih kerap menggunakan batubara dalam produksinya.
Batu bara juga merupakan sumber polutan udara terbesar, termasuk partikel halus yang umum dikenal sebagai PM 2.5, yang dianggap sangat berbahaya oleh para ilmuwan. Sementara abrik baja pembakaran batu bara di Hebei, provinsi yang mengelilingi Beijing, merupakan pemancar utama polusi udara dan gas rumah kaca.
China telah berjanji untuk mencapai target tertentu untuk mencoba membatasi atau menurunkan emisi, dan para pemimpinnya mengatakan bahwa mereka berniat untuk mengekang penggunaan batubara.
Kota-kota di China utara memiliki polusi udara terburuk di dunia, hanya disaingi oleh pusat-pusat perkotaan di India dan Iran. Li Keqiang, Perdana Menteri China, telah berjanji untuk melakukan "perang melawan polusi."