Indonesia Siap Damaikan Qatar dan Negara-negara Arab
- VIVA.co.id/Kemlu RI
VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia menyatakan siap berperan mendamaikan konflik yang terjadi antara Qatar dan negara-negara di semenanjung Arab dan Mesir.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai memberi laporan kepada Presiden Joko Widodo atas lawatannya ke Nigeria dan Qatar.
Retno mengatakan, sejak 5 Juni 2017, ia sudah menjalin komunikasi dengan banyak menlu terkait, terutama di negara-negara kawasan Teluk.
"Bahwa Indonesia mengamati dan menyampaikan concern-nya terhadap perkembangan yang saat ini terjadi. Kemudian yang kedua, kita meminta semua pihak untuk menahan diri, mengutamakan dialog dan rekonsiliasi," kata Retno di Istana Negara, Jakarta, Kamis 8 Juni 2017.
Indonesia menekankan pentingnya masing-masing negara menjaga diri agar tidak terjadi perpecahan. Apalagi, pada saat ini adalah bulan puasa.
Retno mengatakan, Indonesia meminta negara-negara yang mayoritas Muslim itu bisa tetap menjaga ukhuwah Islamiyah. Retno menegaskan kembali bahwa Indonesia siap untuk menjadi penengah dalam konflik ini.
"Yang selalu tidak lupa kita sampaikan bahwa Indonesia siap untuk membantu apabila memang diperlukan," katanya.
Dengan menlu Kuwait, Retno mengatakan sudah berbicara banyak bahkan sebelum Emir Kuwait bertemu dengan Raja Arab Saudi. Setelah pertemuan itu, Retno juga kembali menghubungi dan menyampaikan pesan yang sama.
Begitu juga dengan menlu Arab Saudi dan Qatar sendiri, Retno mengatakan sudah berkomunikasi untuk mencari jalan terbaik dari aksi pemutusan hubungan diplomatik negara-negara itu dengan Qatar.
"Dan komunikasi ini tentunya akan terus kita lanjutkan. Sekali lagi, perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah merupakan hal yang sangat penting, tidak saja untuk kawasan tersebut tapi juga dunia," ujarnya.
Hasil komunikasi dan kunjungannya mengenai situasi Qatar serta kawasan itu sudah dilaporkan kepada Presiden Jokowi pada hari ini.
"Dan juga bagaimana mengelola kepentingan kita yang terimbas dengan adanya perkembangan yang baru terjadi ini," tutur Retno. (art)