Marak Praktik Bisnis Rahim di Laos
- REUTERS/Phoonsab Thevongsa
VIVA.co.id – Praktik sewa rahim tengah marak di Laos. Hal itu sejalan dengan makin banyaknya klinik fertilitas di negara tersebut.
Dilaporkan Reuters, Pemerintah Laos memang tidak secara resmi melarang praktik ini yang di sejumlah negara Asia Tenggara memang belum dilegalkan. Laos merupakan salah satu negara yang ekonominya paling lemah di Asia Tenggara. Selain itu juga rawan kejahatan transnasional baik illegal trafficking hingga penyelundupan narkoba.
Direktur LSM internasional Australia Families Through Surrogacy, Sam Everingham mengatakan, bahwa Laos dan beberapa negara di Asia kini menjadi tujuan bagi para pasangan yang ingin mendapatkan anak namun tidak bisa mendapatkannya secara natural maupun tidak mau melalui proses kehamilan. Sementara di Thailand dan Kamboja dilaporkan bahwa praktik tersebut dianggap ilegal.
Disebutkan bahwa kurang dari empat tahun terakhir, sedikitnya ada 600 klien sewa rahim dari Australia baik pasangan maupun perempuan dan pria lajang.
Tak hanya dari Australia, klien penyewa rahim juga berdatangan dari Amerika Serikat dan Inggris. Hal ini tak terlepas dari biaya yang relatif murah dibandingkan harus melakukannya di negara mereka sendiri.
Menurut lembaga New Genetics Global, tarif sewa rahim hingga bayi dilahirkan rata-rata di negara Asia adalah $US51,150.
Kepada Reuters, seorang perempuan yang tak disebutkan namanya mengaku sebagai ibu rahim. Dia yang berusia 28 tahun yang mendapatkan $US8000 untuk mengandung anak kembar orang lain. Tarif itu setara dengan 72 kali upah minimum regional di Laos. (mus)