Rakyat Qatar Panik, Borong Makanan dan Kebutuhan Pokok
- Arab News
VIVA.co.id – Keputusan pemerintah Arab Saudi dan sesama negara Arab untuk memutus hubungan dengan Qatar menimbulkan kepanikan di dalam negeri. Warga Qatar yang khawatir segera menyerbu supermarket dan toko-toko untuk memborong makanan dan perlengkapan lain.
Sejak Senin siang, ribuan warga Qatar memenuhi super market dan toko-toko. Mereka memborong sebanyak mungkin makanan untuk berjaga-jaga. Ratusan truk yang mengangkut makanan dikabarkan tertahan di perbatasan setelah pemerintah Arab Saudi dan sejumlah negara memutus hubungan mereka dengan Qatar.
"Tingkat keparahan embargo Qatar akan tergantung pada durasinya," kata John Sfakianakis, Direktur Riset Ekonomi di Gulf Research Center (GRC). Jika ini adalah masalah yang berkepanjangan, maka "Ini akan memiliki dampak signifikan pada barang-barang yang dapat diperdagangkan antara Teluk dan Qatar," kata ekonom itu kepada Arab News.
Ribuan truk yang penuh dengan makanan terjebak di perbatasan Saudi-Qatar dan tidak dapat memasuki Qatar sejak Senin pagi.
Warga Qatar Hatoon Al-Fassi dari Saudi, yang tinggal di Doha, mengatakan bahwa toko-toko penuh dengan orang-orang pada hari Senin, dan rak-rak makanan segera kosong. Menurutnya, situasi tersebut mirip dengan situasi saat perang
"Staf di Universitas Georgetown yang berbasis di sini (di Doha) menerima pernyataan resmi bahwa mereka harus menyimpan makanan dan minuman," kata Al-Fassi, yang mengajar di Universitas Qatar, kepada Arab News.
Qatar menerima sebagian besar impor makanannya melalui darat dari Kerajaan Inggris, satu-satunya negara yang memiliki perbatasan darat dengan Qatart. Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Institut Penelitian Arah Internasional di tahun 2015, sebagian besar impor makanan Qatar dikirim melalui Selat Hormuz atau melintasi perbatasan Saudi.
Qatar, negara dengan populasi 2,3 juta penduduk, berencana untuk mengurangi impor makanan untuk meningkatkan swasembada di industri makanan. Rencana tersebut sesuai dengan rencana Program Ketahanan Pangan Nasional (QNESP), yang mulai berlaku pada tahun 2014. Rencana tersebut bertujuan untuk meningkatkan Produksi pangan dalam negeri untuk memasok 40 persen konsumsi pangannya pada tahun 2030.
Dengan ditutupnya akses lahan dari Inggris, beberapa orang memperkirakan Qatar akan kekurangan produk makanan, yang memaksanya untuk mencari pengganti. Namun, diberitakan oleh Arab News, Iran mengatakan siap memberikan bantuan makanan kepada Qatar. Impor dari Iran akan dikirimkan melalui laut dan diperkirakan membutuhkan 12 jam perjalanan. (ren)