Lima Fakta Inggris Abaikan Peringatan soal Teroris
- Reuters/Neil Hall
VIVA.co.id – Serangan demi serangan teroris yang terjadi di Inggris kini menjadi sorotan. Selain London di dua lokasi, tahun ini, Manchester juga menjadi sasaran. Total korban tewas di tiga serangan ada puluhan orang.
Pada Maret 2017, teroris menyerang area Westminster yang tak jauh dari Gedung Parlemen Inggris. Pada Mei 2017, teroris mengebom venue konser Ariana Grande di Manchester dan pada Juni 2017, serangan kembali terjadi di London Bridge.
Sebagian kalangan beranggapan bahwa Inggris memang kurang sigap bahkan cenderung abai akan peringatan terkait pelaku teroris. Padahal informasi sudah disampaikan kepada intelijen Inggris maupun kepada otoritas keamanan negara tersebut.
Sementara polisi Inggris sempat berdalih bahwa mereka terus waspada dengan potensi teroris. Bahkan disebutkan, polisi kini tengah menyelidiki sekitar 500 kasus terkait terorisme.
Lima hal yang merupakan fakta bahwa Inggris cenderung mengabaikan peringatan terorisme sebagaimana dikutip dari BBC dan The Sun Inggris:
1. Polisi Italia mengakui pernah memberikan informasi kepada intelijen Inggris MI6 soal Youssef Zaghba yang merupakan salah satu pelaku teror London Bridge. Zaghba disebutkan pernah ditangkap di Bologna dan memiliki
tiket sekali perjalanan ke Turki dan London.
2. Intelijen Amerika Serikat mengaku pernah memberikan informasi tentang Salman Abedi, pelaku pengeboman Manchester Arena pada awal tahun ini. Bahkan diberikan lengkap dengan nama dan fotonya. Pelaku tersebut juga sudah masuk daftar hitam intelijen AS.
3. Pada tahun ini AS memperpanjang travel alert terhadap warganya ke negara Uni Eropa. AS jelas menyatakan hal itu terkait dengan terorisme. Namun Eropa disebut cenderung tidak mengetatkan pengamanan.
4. Polisi Inggris mengakui bahwa mereka juga tahu soal adanya edaran ISIS yang mengimbau para pengikutnya agar melakukan serangan dengan senjata apa pun khususnya untuk menyasar negara-negara Barat.
5. Sejak serangan pertama di Westminster pada Maret 2017 diketahui bahwa pelaku terkait dengan ISIS. Namun sayangnya kejadian teror berlanjut bahkan hingga dua kali dan lagi-lagi kejadian itu diklaim ISIS. Tiga
serangan itu juga terjadi di objek vital dan pusat kota di Inggris. (ase)