16 WNI Masih Terjebak di Marawi, Kemlu Melobi Filipina
- Reuters/Erick de Castro
VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan, hingga saat ini evakuasi terhadap warga negara Indonesia atau WNI yang berada di dalam kota Marawi belum dapat dilakukan. Kondisi itu lantaran operasi militer yang masih terus berjalan.
Saat terjadinya bentrokan antara kelompok ekstremis dan Angkatan Bersenjata Filipina, terdapat 16 WNI dari anggota Jamaah Tabligh yang sedang melakukan kegiatan khuruj atau berdakwah selama 40 hari di Filipina.
Saat ini, diketahui 10 orang dari kelompok Jamaah Tabligh tersebut masih berada di dalam Marawi City. Sementara itu, enam orang lainnya berada di Municipality Sultan Naga Dimaporo, Provinsi Lanao del Norte.
"Perwakilan kita sudah melakukan kontak dengan WNI tersebut, permintaan mereka adalah dapat dievakuasi. Tapi, memang sampai kemarin evakuasi belum dilakukan karena operasi masih berjalan," kata Retno di Jakarta Pusat, Selasa, 30 Mei 2017.
Retno mengatakan, sejak tadi pagi, tim dari Konsulat Jenderal RI di Davao City sudah berada di lapangan, tepatnya di Iligan City yang jaraknya sekitar 90 kilometer yang bisa ditempuh dua jam dari Marawi City.
"Jadi tim kita (Kemlu) sudah di lapangan, tapi karena aspek keamanan harus menjadi pertimbangan utama. Kami tidak mungkin evakuasi sendiri tanpa kerja sama, dukungan, dan bantuan dari otoritas setempat," ujarnya.
Selain itu, menlu mengaku telah mendapatkan informasi dari otoritas Filipina mengenai ditemukannya satu paspor Indonesia di Kota Marawi. Paspor tersebut saat ini masih dipegang oleh Angkatan Bersenjata Filipina untuk pendalaman lebih lanjut.
"Kami terus komunikasi intensif dengan otoritas Filipina maupun perwakilan kita. Secara internal di sini juga kami koordinasikan dengan intensif untuk mencermati situasi yang berkembang di Marawi," tutur dia. (art)