Nyaris 100 Orang Tewas dalam Perang Enam Hari di Marawi
- Reuters/Erick de Castro
VIVA.co.id – Militer Filipina mengatakan telah menemukan sejumlah jasad di jalan-jalan di Marawi sepanjang akhir pekan lalu. Penemuan itu membuat total korban akibat perang antara militer Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf ini mencapai hampir 100 orang.
Pemerintah mendesak untuk meneruskan perang terjadap kelompok teroris Maute, yang saat ini bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf. Menurut laporan berbagai media yang dikutip Sputnik News, 29 Mei 2017, dua kelompok yang terdiri dari delapan warga sipil ditemukan dalam dua wilayah di Kota Marawi yang terkepung. Mereka semua tewas dengan tembakan di kepala.
Satu kelompok terdiri dari delapan orang yang merupakan bagian dari mereka yang dievakuasi. Kelompok ini dilaporkan dilemparkan ke jurang di Desa Emi, dekat Marawi. Kelompok korban lainnya terdiri dari empat pria, tiga wanita, dan anak-anak.
Penemuan kelompok yang tewas ini membuat angka kematian akibat perang yang telah terjadi selama enam hari di Marawi jadi mendekati angka 100. Sekitar 19 di antaranya adalah warga sipil, 13 tentara, dan 51 lainnya adalah kelompok militan.
Pertempuran di Marawi pecah setelah militer Filipina melakukan serangan untuk menangkap Isnilon Hapilon, seorang ulama Muslim dan pemimpin kelompok militan Abu Sayyaf. Kelompok Abu Sayyaf sudah menyatakan sumpah setia pada kelompok ISIS.
Serangan tersebut gagal karena adanya bantuan untuk membebaskan militan. Kelompok ini lalu membalas dengan mengambil alih kota, membakar gedung-gedung, dan berperang terbuka dengan militer Filipina di jalanan.
Diperkirakan masih ada sekitar 2.000 warga yang terjebak di Marawi. Mereka mengirimkan pesan putus asa, meminta agar bisa dievakuasi, mendapat pelayanan medis dan air minum.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah mengumumkan darurat militer di wilayah tersebut selama 60 hari di seluruh Kepulauan Mindanao, di mana kota Marawi berada. (one)