Kolera Serang Yaman, 315 Orang Meninggal
- REUTERS / Abdul Jabbar Zeyad
VIVA.co.id – Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan, sebuah wabah kolera di Yaman telah menewaskan 315 orang sejak 27 April lalu. Infeksi kolera terus menyebar di Yaman, dengan lebih dari 29.300 kasus dilaporkan di 19 dari 22 provinsi di negara tersebut.
Angka ini diumumkan sehari setelah organisasi amal internasional, Doctors without Borders memperingatkan bahwa wabah kolera bisa "lepas kendali" di Yaman. Negara miskin tersebut telah hancur oleh perebutan kekuasaan antara pemerintah yang didukung Saudi dan pemberontak yang selaras dengan Iran sejak akhir 2014.
Kekerasan Yaman yang terus berlanjut telah membawa dampak pada pusat layanan kesehatannya.
Pekan lalu, sebuah keadaan darurat diumumkan di ibu kota pemberontak Sana'a setelah sejumlah besar kasus kolera terdeteksi di kota tersebut. Lebih dari separuh fasilitas medis di negara tersebut, menurut WHO, tidak lagi berfungsi. Sementara itu, sekitar 7,6 juta orang tinggal di daerah terancam kolera Yaman, menurut perkiraan PBB.
Diberitakan Al Jazeera, Selasa, 23 Mei 2017, WHO memperingatkan bahwa Yaman dapat terjangkit 300.000 kasus kolera dalam waktu enam bulan dan jumlah kematian yang "sangat tinggi".
"Kita perlu mengantisipasi dampak yang bisa mencapai 200.000-250.000 kasus selama enam bulan ke depan, di samping 50.000 kasus yang telah terjadi," kata Nevio Zagaria, perwakilan WHO Yaman.
Selain itu, biaya hidup dari tingkat infeksi pada skala ini diprediksi "sangat, sangat tinggi" dan kecepatan wabah kolera tersebut menyebar dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di Yaman.
Kolera, infeksi diare akut, disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholera. Jika tidak diobati, penyakit bisa membunuh dalam beberapa jam. Hampir 75 persen orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun. (art)