Perempuan Muda Eks Desainer Daihatsu Bangga Jadi Petani
- VIVA.co.id/Ezra Natalyn Sihite
VIVA.co.id – Pertanian sejak lama menjadi sektor yang diunggulkan Jepang. Apalagi dengan kemajuan bidang teknologi yang mendukung pertanian tersebut sedemikian rupa.
Pertanian juga dinilai oleh sebagian orang di Jepang sebagai tradisi dan warisan leluhur yang patut diteruskan. Namun, generasi masa kini dinilai mulai memilih berkarier di perkotaan.
Berbeda dengan Chika Sato. Perempuan berusia 29 tahun itu beberapa tahun belakangan memilih meneruskan pengolahan lahan kebun sayuran yang dimiliki nenek dan orangtuanya. Padahal, Chika sebelumnya sudah memiliki karier bagus sebagai salah satu desainer di perusahaan mobil terkemuka asal Jepang, Daihatsu.
"Saya kembali ke sini dan bertani karena di rumah kami kini tak ada lagi figur laki-laki. Tinggal nenek dan ibu saya," kata Chika Sato saat bertemu dengan VIVA.co.id beberapa waktu lalu di Kumamoto, Jepang.
Chika mengatakan, sejak ada gempa di Kumamoto kira-kira setahun silam, pertanian di daerahnya juga cukup terpukul, sehingga perlu inovasi untuk membangkitkan kembali. Chika memilih bertani daun takana yang biasanya digunakan untuk mustard dan acar.
Bahkan, campuran mustard dan takana menjadi kreasi Chika sendiri yang disebut takanard dan kini telah dia pasok ke sejumlah toko di wilayahnya. Permintaan untuk takanard ini, disebut cukup besar.
"Dua tahun saya melakukan eksperimen untuk membuat takanard dan setahun sendiri untuk memproduksinya," kata perempuan berkacamata itu.
Lahan pertanian perempuan tersebut berada di sekitar rumahnya. Lalu, di bagian belakang rumah, Chika memiliki "bengkel" untuk mengolah dan memproduksi takanard. Di bengkel itu terlihat lengkap dua unit komputer jinjing, peralatan pengolahan hingga wadah-wadah produksi.
Sementara itu, di sebelah bengkel, Chika memiliki garasi sederhana yang cukup luas. Selain peralatan pertanian, di situ terparkir mobil bertipe LCGC berwarna putih dan sejenis traktor yang biasanya digunakan untuk mengolah tanah.
Menjadi petani menurut Chika, tak pernah membuatnya menyesal. Apalagi, saat ini dia tergabung dalam klub-klub petani muda Jepang yang membuat mereka bisa saling berbagi inovasi. (art)