Polisi Filipina Selingkuh dengan Teroris Abu Sayyaf
- Reuters.com
VIVA.co.id – Di tengah upaya pemerintah Filipina memberangus kelompok separatis Abu Sayyaf, terungkap bahwa seorang anggota Polisi Wanita Nasional Filipina berselingkuh dengan anggota kelompok teroris yang bermukim di Filipina Selatan itu.
Cristina Nobleza (49), perwira menengah berpangkat Superintendent (setingkat Ajun Komisaris Besar Polisi), ditangkap di kota Clarin, Provinsi Bohol, Filipina Tengah, saat memadu kasih dengan supirnya bernama Renierlo Dongon (20), pada Senin, 23 April lalu.
Menurut laman Inquirer, Rabu 26 April 2017, Kepala Polisi Nasional Filipina, Direktur Jenderal Ronald dela Rosa, mengatakan Dongon rupanya tersangka anggota Abu Sayyaf.
Ia menyatakan, Nobleza mengakui kalau dirinya dan Dongon adalah pasangan kekasih yang mencoba menyelamatkan salah satu kelompok itu yang sedang terluka bernama alias Saad.
Saat ini, Nobleza menjabat sebagai Wakil Ketua Laboratorium Kejahatan Polisi Nasional Filipina Wilayah Davao. Seperti diketahui, pada Sabtu, 22 April kemarin, militer Filipina telah membunuh empat anggota Abu Sayyaf di Clarin.
Namun, Saad tidak termasuk yang tewas. "Dia (Nobleza) telah mengaku, bersama Dongon, akan membantu Saad yang terluka. Mereka juga membawakan sejumlah obat-obatan," kata dela Rosa.
Ia juga mengatakan Saad adalah rekan dekat Dongon dan mendiang teroris asal Malaysia, Zulkifli bin Hir alias Marwan.
Presiden Duterte memerintahkan penjarakan Nobleza.
Pertemuan keduanya pertama kali pada 2013, di mana Nobleza menjabat sebagai Komisi Kejahatan Anti-Terorganisir Presiden (PAOCC). Kala itu, ia mewawancarai Dongon yang ditangkap dan memiliki alat peledak, senjata api dan amunisi di Marawi.
"Dari situlah benih-benih cinta bermula," kata Dela Rosa, sembari menambahkan bahwa Nobleza kemudian masuk Islam.
Perintah Dipenjara
Mendengar hal itu, Presiden Rodrigo Roa Duterte langsung menginstruksikan dela Rosa untuk memecat dan memenjarakan Nobleza.
"Saya baru saja menerima instruksi langsung dari Presiden untuk segera memenjarakan Cristina Nobleza," tegasnya.
Sementara itu, Kelompok Investigasi dan Deteksi Kriminal Polisi Nasional Filipina sedang mempersiapkan pengajuan kasus tersebut terhadap Nobleza.
Ia pun menghadapi tuduhan memiliki senjata api secara ilegal, menyembunyikan seorang kriminal, dan juga, kemungkinan konspirasi untuk melakukan aksi terorisme. (ren)