Hollande Pastikan Penembakan di Paris Terkait Terorisme
- Reuters/Christian Hartmann
VIVA.co.id – Presiden Prancis Francois Hollande membenarkan adanya kaitan terorisme pada insiden penembakan pada polisi di pusat kota Paris, Prancis. Penembakan itu menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya.
Hollande memastikan bahwa pelaku penembakan di Champs-Elysees adalah salah satu pejuang ISIS. Militan Muslim menjadi isu besar di Prancis setelah serangkaian serangan massal yang terjadi di Prancis diklaim oleh kelompok tersebut. Salah satu serangan terbesar adalah yang terjadi pada 2015 dan menewaskan sekitar 238 orang.
Presiden Prancis mengatakan telah melakukan pertemuan dengan perdana menteri dan menteri dalam negeri untuk membicarakan soal krisis yang terjadi. Ia menegaskan, pihak keamanan mendapat dukungan penuh dari pemerintah, dan penghormatan secara nasional akan dilakukan untuk memberikan penghargaan pada jasa petugas yang tewas.
Jaksa Paris Francois Molins belakangan mengatakan, mereka sudah mendapatkan identitas pelaku, namun belum diverifikasi. "Saya tidak akan mengungkapkannya. Investigasi dan penggerebekan sudah dilakukan, terutama untuk menentukan apakah ada bukti atau tidak adanya keterlibatan dalam serangan ini," ujarnya seperti dikutip dari BBC, Jumat 21 April 2017.
Sementara itu, melalui pernyataannya yang disebarkan lewat buletin Amaq, kelompok militan ISIS mengatakan pelaku penyerangan adalah Abu Yusuf al-Baljiki.
Penembakan tersebut terjadi tak jauh dari toko Marks & Spencer. Suara tembakan menimbulkan kepanikan dan membuat ratusan warga serta turis di sekitar lokasi berhamburan.
Saat ini, seluruh wilayah Champs-Elysees sudah diamankan dan polisi memberikan garis pembatas di sekitar lokasi kejadian yang juga tak jauh dari stasiun metro George V. (art)