1.100 Warga Palestina Masih Mogok Makan di Penjara Israel

Warga Palestina menentang represif Israel.
Sumber :
  • Reuters/Ammar Awad

VIVA.co.id – Sejak Minggu, 17 April 2017, sekitar 1.100 warga Palestina yang berada di dalam penjara Israel melakukan mogok makan. Pemerintah Israel mengaku tak tahu persis berapa jumlah peserta mogok makan yang dipimpin oleh Marwan Barghouti, seorang pemimpin Palestina.

Mogok makan besar-besaran itu menuntut pemerintah Israel agar memperbaiki kondisi di dalam tahanan, layanan kesehatan, mengijinkan para tahanan agar tetap bisa mengontak keluarga dan kerabat mereka, juga mengakhiri tindakan Israel yang kerap menahan warga Palestina tanpa melalui persidangan.

Aktivis kemanusiaan Palestina pada Selasa, 18 April 2017, meyakini jumlah pelaku mogok makan bisa jadi bertambah hingga 1.300 atau 1.500 orang. Mereka mengaku kesulitan mendapatkan informasi dari dalam penjara. Menurut mereka, saat ini ada sekitar 6.500 warga Palestina saat ini berada dalam penjara. Israel menyebut mereka sebagai tahanan keamanan.

Mereka ditahan dengan berbagai alasan, mulai dari melempar batu, menjadi anggota kelompok terlarang, atau terlibat serangan yang menewaskan dan melukai warga Israel. Ratusan diantara mereka ditahan tanpa persidangan.

Respons Netanyahu

Pada Selasa kemarin, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan ia telah mengetahu aksi mogok makan massal tersebut. Sementara Menteri Keamanan Publik Gilad Erdan mengatakan ia yakin aksi tersebut memiliki tujuan politik dan para tahanan itu sebenarnya tak memiliki alasan kuat melakukan aksi tersebut.

"Israel memiliki rumah sakit yang sangat layak untuk merespon setiap tahanan yang mengalami keluhan fisik dan membutuhkan pertolongan medis," ujarnya, seperti yang diberitakan oleh ABC, 19 April 2017.

Gilad Erdan berjanji bahwa pihak berwenang tidak akan bernegosiasi dengan para tahanan dan mengatakan Barghouti sudah dipindahkan ke sel isolasi di penjara lain.

Ditahan Israel, Warga Palestina Ini Mogok Makan 103 Hari

Sementara itu juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan terus memantau situasi ini. "Kami tentu saja mengetahui situasi ini dan memantau perkembangannya dengan saksama," ujarnya. Dujarric mengatakan bentrokan terjadi di daerah pendudukan Tepi Barat guna mendukung para tahanan. "Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin," ujarnya menyampaikan imbauan.

Dewan Keamanan PBB  berjanji akan membahas konflik Israel-Palestina dalam debat terbuka pada Kamis, 20 April 2017. (ren)

Rahasia Kelam di Balik Rumah Tahanan para Imigran di Jepang
Dr. Abu Salmiya Ceritakan Kondisi Mengerikan di Penjara Israel

Dr. Abu Salmiya Ceritakan Kondisi Mengerikan di Penjara Israel: Kekurangan Makanan dan Penyiksaan

Israel membebaskan direktur Kompleks Medis  Al-Shifa di Kota Gaza, Dr. Muhammad Abu Salmiya dan sejumlah staf medis lainnya setelah lebih dari tujuh bulan ditahan.

img_title
VIVA.co.id
4 Juli 2024