Dubes AS: Kami Gempur Suriah untuk Ingatkan Presiden Assad
- VIVA.co.id/Dinia Adrianjara
VIVA.co.id – Serangan senjata kimia jenis klorin yang menewaskan 72 dan melukai ratusan lainnya di Provinsi Idlib, Suriah, awal pekan lalu, menarik respons keras Amerika Serikat.Â
Lima puluh sembilan unit rudal jelajah Tomahawk ditembakkan dari dua kapal perang, USS Porter, dan USS Ross, ke Pangkalan Udara Shayrat, sebagai bentuk balasan.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr., menegaskan bahwa apa yang dilakukan negaranya adalah bentuk peringatan kepada Presiden Suriah, Bashar al-Assad, yang beberapa kali menggunakan senjata kimia untuk membunuh warga sipil.
"Tindakan rezim Assad melanggar hukum internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB. Assad menggunakan senjata kimia untuk membunuh warga sipil," kata Donovan di Jakarta, Selasa 11 April 2017.
Ia juga mengklaim bahwa apa yang telah dilakukan AS memiliki justifikasi jelas. Artinya, kata Donovan, serangan rudal AS terhadap aset Suriah yang diduga memproduksi senjata kimia itu berdasarkan Resolusi DK PBB dan hukum internasional.
"Kami mengambil langkah ini karena bukan pertama kalinya Assad membunuh warga sipil. Kami juga khawatir ini bukan yang terakhir kalinya (Suriah) menggunakan senjata kimia," ujar Donovan.
Selain itu, Donovan juga berharap Indonesia bergabung dengan negara-negara lainnya untuk mengutuk rezim Assad terkait dengan penggunaan senjata kimia.
Seperti diberitakan sebelumnya, militer Suriah di bawah perintah Presiden Assad dituduh berada di balik serangan kimia, yang menewaskan 72 orang serta melukai ratusan orang.Â
Mayoritas korban tersebut adalah wanita dan anak-anak. Tindakan ini juga menuai protes masyarakat internasional. (ren)