Gereja di Mesir Diguncang Bom, 21 Tewas
- Twitter @Hamosh84
VIVA.co.id – Sebuah gereja di Mesir dihantam bom saat jemaat sedang melakukan ibadah. Akibat ledakan yang terjadi sebanyak dua kali tersebut, 21 orang dikabarkan tewas, sementara korban luka-luka mencapai 50 orang.
Belum ada yang mengaku bertanggungjawab atas ledakan tersebut. Ledakan ini terjadi hanya seminggu menjelang Paskah. Bulan ini, Paus Fransiskus juga dijadwalkan akan berkunjung ke Mesir.Diberitakan oleh Independent, 9 April 2017, Direktur Urusan Ambulans Mesir Magdi Awad mengonfirmasi jumlah korban tewas.
Ledakan tersebut terjadi di Delta Nil, di kota Tanta, yang berjarak sekitar 90 kilometer dari Kairo. Ledakan ini adalah aksi terakhir dari serangkaian serangan yang terus terjadi pada kelompok minoritas Kristen di Mesir. Populasi Kristen di Mesir berkisar 10 persen dari total penduduk Mesir. Kelompok ekstremis Islam diduga kuat berada dibalik serangan tersebut.
Sejumlah rekaman video dan gambar yang dilaporkan diambil dari dalam gereja memperlihatkan banyak orang disekitar korban yang diduga telah tewas, dan ditutupi dengan kertas.
Saksi mata mengatakan kondisi tersebut mirip sebuah adegan pembantaian. "Ada ledakan besar di aula gereja. Lalu api dan asap memenuhi ruangan dan saya melihat tubuh yang terluka dengan sangat parah," ujar Vivian Fareeg, saksi mata.
Tak Ada Korban WNI
Sementara itu, Helmy Fauzi Dubes RI di Mesir yang dihubungi oleh tvOne mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan adanya WNI yang menjadi korban. "Saya menerima kabar langsung soal aksi terorisme. Sejauh ini tidak ada WNI yang jadi korban. Ada dua ledakan, yang pertama sekitar pukul 15.20 WIB, dan ledakan kedua terjadi tak lama setelah ledakan pertama. Kecil kemungkinan ada WNI yang jadi korban," ujarnya.
Menurut Helmy lokasi ledakan pertama dan kedua berdekatan. Ia juga membenarkan meningkatnya aksi kekerasan dan terorisme. "Ada 50 wni di kota tersebut, umumnya pelajar yang sedang kuliah. Kami juga sudah mengeluarkan imbauan pada WNI yang berada di Mesir agar senantiasa waspada dan menghindari tempat keramaian yang menjadi sasaran aksi terorisme," ujarnya.
Ia mengatakan, WNI sudah diberitahu titik mana saja yang menjadi titik rawan.
Siaga darurat petugas keamanan selalu bersiaga, termasuk di jalanan dan area publik.