Ganja Siap Dijual Bebas di Uruguay
- VIVA.co.id/Anry Dhanniary
VIVA.co.id – Uruguay akan mulai menjual ganja di apotek-apotek pada Juli 2017. Keputusan ini merupakan tahap akhir di negara yang memelopori pengaturan narkoba, alih-alih mengkriminalisasi penggunanya.
Mengutip situs BBC, Minggu, 9 April 2017, salah satu negara di Amerika Selatan ini akan menjadi negara pertama di dunia yang melegalkan penjualan narkoba untuk kepentingan rekreasi.
Uruguay mengesahkan perdagangan ganja pada 2013. Namun, hingga kini undang-undang tersebut belum dilaksanakan sepenuhnya. "Ganja akan disalurkan ke berbagai apotek mulai bulan Juli tahun ini," kata Ajudan Presiden, Juan Andres Roballo.
Undang-undang mengharuskan para pembeli untuk mengisi pendaftaran terlebih dahulu. Roballo mengatakan, aturan ini akan berlaku mulai 2 Mei mendatang. Warga di Uruguay bisa membeli ganja di apotek-apotek seharga US$1,3 (atau sekitar Rp16 ribu) per gram.
Para pendaftar -yang harus merupakan warga negara Uruguay atau penduduk tetap- dapat membeli ganja maksimal sampai 40 gram per bulan. Ganja yang dijual berasal dari ladang-ladang ganja yang diawasi negara.
Undang-undang juga mengizinkan para pemakai ganja untuk menanam tanaman mariyuana ini di rumahnya, atau bergabung dengan perkumpulan-perkumpulan yang menanam tanaman yang sama.
Banyak apoteker yang meragukan keuntungan dari penjualan produk yang harganya dikendalikan pemerintah ini. Beberapa pembeli di Uruguay juga enggan untuk mendaftarkan diri. Mereka mengeluh tentang privasi mereka dan harus menjaga batas penggunaan ganja.
Pemerintah kini telah melakukan kerja sama dengan 16 apotek, tapi mereka berharap akan lebih banyak lagi apotek yang mendaftar. Roballo mengatakan, pemerintah akan melakukan kampanye kesehatan masyarakat sebelum pendaftaran dibuka.
Ia juga mengatakan, pemerintah tidak bisa memprediksi berapa banyak permintaan untuk membeli ganja. Namun, ia tidak yakin akan ada "lonjakan pemakai" yang mendaftar.