AS Balas Serangan Gas Klorin di Suriah dengan Rudal Tomahawk
- Reuters
VIVA.co.id – Presiden Amerika Serikat Donald John Trump, pada Kamis, 6 April 2017, memerintahkan serangan militer yang menargetkan sebuah Pangkalan Angkatan Udara Shayrat di Suriah, di mana serangan kimia jenis klorin berawal, pada Selasa, 4 April.
AS dengan lantang menuduh Angkatan Bersenjata Suriah di bawah Presiden Bashar al-Assad berada di balik serangan yang menewaskan 72 orang serta melukai ratusan orang. Mayoritas korban serangan itu adalah wanita dan anak-anak.
Serangan ini terjadi sehari sebelum Trump bertemu Presiden China Xi Jinping di kawasan wisata di Florida.
"Hari Selasa, diktator Suriah Bashar al-Assad melancarkan serangan senjata kimia yang mengerikan terhadap warga sipil yang tidak bersalah menggunakan agen saraf yang mematikan,” kata Trump, seperti dikutip situs Straitstimes, Jumat, 7 April 2017.
"Malam ini (Kamis waktu AS), saya memerintahkan serangan militer, ditargetkan pada lapangan udara di Suriah, dari mana serangan kimia diluncurkan. Hal ini dalam kepentingan keamanan nasional yang vital dari Amerika Serikat untuk mencegah dan menghalangi penyebaran dan penggunaan senjata kimia mematikan," tuturnya.
Juru Bicara Departemen Pertahanan AS, Kapten Jeff Davis mengatakan, militer AS telah meluncurkan 59 rudal Tomahawk dari dua kapal perusak Angkatan Laut AS, USS Porter, dan USS Ross, dari Laut Mediterania Timur dengan sasaran pangkalan udara Suriah, termasuk jet tempur dan sistem pertahanan udara.
“Kami menargetkan jet tempur, area penyimpanan logistik, bunker pengisian bahan bakar dan pasokan amunisi, sistem pertahanan udara, serta radar,” kata Davis. Seorang pejabat Pentagon mengatakan, Trump, secara pribadi, juga telah memberitahu rekannya dari China tentang serangan tersebut. (art)