Rusia Beri Santunan Rp237 Juta untuk Korban Bom Stasiun
- REUTERS/Anton Vaganov
VIVA.co.id – Pemerintah St Petersburg, Rusia, akan mengalokasikan dari dana cadangan sebesar 1 juta rubel (US$17.800/Rp237,1 juta) untuk keluarga korban ledakan yang terjadi di stasiun kereta bawah tanah pada Senin malam, 3 April 2017.
Sekretaris Pers Pemerintah St Petersburg, Andrei Kibitov mengatakan, ledakan berasal dari dalam gerbong kereta saat sedang melakukan perjalanan antara stasiun Teknologi Chesky Institut dan Sennaya Ploshchad, sekitar pukul 15.00 waktu setempat (12.00 GMT).
"Mereka yang luka serius akan mendapat santunan 500 ribu rubel dan yang mengalami luka ringan 250 ribu rubel," kata Kibitov, seperti dikutip situs Sputniknews, Selasa, 4 April 2017.
Menurut Komite Nasional Antiteror Rusia, sedikitnya 11 orang tewas dan 45 lainnya luka-luka dalam ledakan tersebut. Menteri Kesehatan Rusia Veronika Skvortsova sebelumnya mengatakan sedikitnya 10 orang tewas dan 37 lainnya terluka.
Komite Investigasi Rusia telah membuka penyelidikan kriminal adanya dugaan serangan teroris, dan membuka kemungkinan bahwa serangan ini disebabkan oleh faktor lain.
Sumber ledakan berasal dari Improvised Explosive Device (IED) atau alat peledak improvisasi adalah jenis bom rakitan yang biasa digunakan dalam aksi militer konvensional.
Bom jenis ini kerap digunakan untuk aksi terorisme atau perang nonkonvensional yang dilakukan oleh gerilyawan atau pasukan komando dalam sebuah operasi.
Saat ledakan terjadi, Presiden Rusia Vladimir Putin sedang berada di St Petersburg mengadakan pertemuan dengan Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko.