RI Ingin Kerja Sama ASEAN dan Rusia Diperkuat
- Kementerian Luar Negeri RI
VIVA.co.id – Indonesia mendesak agar kerja sama regional antara Perhimpunan Negara Asia Negara (ASEAN) dan Rusia harus diperkuat. Salah satu bidang kerja sama yang patut diperluas adalah penanganan bencana alam.
Demikian seruan delegasi Indonesia dalam pertemuan tingkat pejabat senior ASEAN dengan Rusia di Laos, seperti yang disiarkan oleh Kementerian Luar Negeri RI hari ini.
“Ekonomi di kawasan ini berkembang cukup baik. Namun demikian, saat ini kita bersama juga menghadapi tantangan-tantangan baru di kawasan. Dalam kaitan ini, sentralitas dan kesatuan ASEAN adalah modal utama,” demikian disampaikan Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN/Ketua Delegasi RI, Jose Tavares, pada pertemuan ke-14 ASEAN-Russia Senior Officials Meeting (ARSOM) di Vientiane, Laos, pada 28-29 Maret 2017.
Dalam bagian lain, Indonesia juga mengajak seluruh negara ASEAN dan negara mitra wicara, termasuk Rusia, untuk selalu menjaga, memperkuat, mengefektifkan, dan mengoptimalisasi arsitektur keamanan kawasan yang sudah ada. Arsitektur itu telah terbukti dan teruji memberikan manfaat bersama di bidang penciptaan stabilitas, perdamaian, keamanan, dan perkembangan positif di kawasan.
Pertemuan ke-14 ARSOM diawali dengan menginventarisasi berbagai capaian kemitraan ASEAN-Rusia yang telah terjalin secara formal semenjak 1996. Ketua Delegasi Rusia dalam pertemuan tersebut menyatakan dukungan Rusia terhadap kesatuan dan sentralitas ASEAN, penguatan integrasi, dan konektivitas ASEAN, serta implementasi kerja sama ASEAN-Rusia di berbagai bidang.
“ASEAN adalah organisasi regional yang paling sukses, the most promising regional organization. Dalam kaitan ini, Rusia siap untuk memperkuat kerja sama dengan ASEAN,” papar Ketua SOM Rusia, Dubes Igor Morgulov.
Dalam kaitan ASEAN-Rusia, Indonesia menyampaikan harapan agar kerja sama ini terus diperkuat dan ditingkatkan dengan mengoptimalisasi potensi kerja sama yang ada.
Penanganan Bencana
Pada agenda pembahasan kerja sama ASEAN-Rusia di bidang penanganan bencana alam, Indonesia menjelaskan berbagai perkembangan di kawasan termasuk “ASEAN Declaration on One ASEAN One Response”, ASEAN Agreement on Disaster Management and Emergency Response (AADMER), dan operasionalisasi ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre).
Selain itu, “Indonesia mengharapkan ASEAN Committee on Disaster Management (ACDM) dapat segera menyelesaikan pembahasan mengenai draf kerja sama ASEAN dan Rusia di bidang penanganan bencana alam. Hal ini juga sejalan dengan visi ASEAN untuk menciptakan “disaster-resilient nations and safer communities”.
Ke depannya, kerja sama ASEAN dan Rusia akan ditingkatkan dengan fokus pada beberapa bidang, antara lain ekonomi perdagangan dan investasi, energi, penanganan terorisme, kejahatan lintas batas dan cyber crimes, food and agriculture, pendidikan dan teknologi, kerja sama kebudayaan, pariwisata, kepemudaan, penanganan bencana alam, dan penanganan penyakit pandemic.
Pertemuan ke-14 ARSOM ini dipimpin bersama oleh Rusia dan Laos selaku country coordinator kerja sama kemitraan ASEAN-Rusia (2015-2018), serta dihadiri oleh seluruh perwakilan dari negara anggota ASEAN dan Sekretariat ASEAN. Pertemuan membahas berbagai hal termasuk tantangan yang dihadapi kawasan ini, situasi regional dan global serta upaya penguatan kerja sama ASEAN-Rusia bagi kemakmuran bersama di kawasan.
Kerja sama ASEAN-Rusia telah dimulai semenjak 1991 dan Rusia secara resmi menjadi mitra wicara (dialogue partner) ASEAN pada 1996. Pada 2016, telah diselenggarakan KTT Peringatan 20 Tahun Kerja Sama Kemitraan ASEAN-Rusia di Sochi, Rusia pada 19-20 Mei 2016 yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, dan menghasilkan Sochi Declaration: Moving Towards a Strategic Partnership for Mutual Benefit.
Untuk peningkatan kerja sama ASEAN-Rusia, negara-negara ASEAN dapat memanfaatkan sumber pendanaan pemerintah Rusia untuk membiayai kegiatan program melalui ASEAN-Russian Federation Dialogue Partnership Financial Fund (ARDPF). (art)